PEKALONGAN, Beritajateng.id – Harga cabai di Pekalongan kini mengalami lonjakan 100-150 persen. Hal itu diungkap oleh Kepala Bidang Perdagangan Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Fitria Yuliani Kartika, yang diterima Lingkar pada Senin, 13 Januari 2025.
“Beberapa kebutuhan pokok memang mengalami kenaikan ringan, seperti daging ayam ras, minyak goreng, dan bawang merah. Tetapi, untuk cabai, kenaikannya cukup tinggi akibat penurunan hasil panen dari daerah pemasok karena musim hujan,” jelas Fitria.
Fitria merinci harga terkini sejumlah komoditas antara lain beras medium Rp14.000/kg, beras premium Rp16.500/kg, beras SPHP Rp12.500/kg, gula pasir Rp17.500/kg, telur ayam Rp 27.000/kg, daging ayam ras dari Rp 36.800 naik menjadi Rp 38.800/kg, daging sapi dari Rp125.000 naik menjadi Rp130.000/kg, minyak goreng curah Rp 17.500/liter.
Adapun untuk berbagai jenis cabai yang mengalami kenaikan signifikan yakni cabai merah keriting dari Rp 24.800 naik menjadi Rp 65.000/kg, cabai merah besar dari Rp 24.000 naik menjadi Rp 45.000/kg, cabai rawit hijau dari Rp 16.000 naik menjadi Rp 41.000/kg, dan cabai rawit merah dari Rp 32.000 naik menjadi Rp 90.000/kg.
Sementara itu, untuk bawang merah, Fitria mengungkap bahwa komoditas tersebut mengalami penurunan harga dari Rp 40.000 menjadi Rp 38.000/kg.
Menurutnya, lonjakan harga cabai yang tinggi itu disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat cuaca buruk yang melanda daerah penghasil.
“Musim hujan membuat banyak hasil panen membusuk atau tidak optimal. Di sisi lain, banyak wilayah penghasil cabai juga memasuki masa tanam, sehingga produksi turun,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dindagkop-UKM bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) rutin memantau harga di Pasar Grogolan, Pasar Sorogenen, dan Pasar Banyurip. Selain itu, Fitria mengungkap bahwa pemerintah mendorong masyarakat untuk melakukan gerakan menanam cabai dan sayuran secara mandiri di rumah.
“Dengan menanam cabai dan sayur sendiri, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan mereka secara mandiri dan tidak terlalu bergantung pada pasar, terutama saat harga komoditas tertentu sedang naik,” ujar Fitria. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Beritajateng.id)