DEMAK, Beritajateng.id – Intensitas curah hujan tinggi belakangan ini menyebabkan delapan desa di dua kecamatan di Kabupaten Demak mengalami banjir.
Adapun desa yang terdampak banjir yakni di Desa Batu, Wonoagung, Rejosari, Wonokerto, dan Wonowoso di Kecamatan Karangtengah. Sementara di Kecamatan Sayung meliputi Desa Sayung, Kalisari, dan Loireng.
Kondisi tersebut membuat perputaran perekonomian warga setempat terganggu, sehingga banyak warga merasa kesal.
Hal ini terungkap dari salah satu banner di Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, yang dipasang di depan Balai Desa dengan tulisan sindiran keras kepada pemerintah desa (pemdes) setempat.
Sindiran tersebut dilakukan lantaran warga menilai pemdes kurang serius menangani banjir yang merendam hingga berminggu-minggu.
“Alah bobrok lah. Itu tulisan protes warga karena warga jengkel sekali, sudah tersiksalah dengan kondisi seperti ini,” ungkap salah satu warga Kalisari, Zaini.
Disisi lain, puluhan warga Desa Loireng, Kecamatan Sayung, juga menggelar aksi protes dengan menggruduk Kantor Balai Desa Loireng untuk mendesak pemdes agar segera menangani banjir.
Dalam aksi tersebut warga membawa kertas yang ditulisi berbagai macam sindiran, seperti “Nasib nduwe lurah ora peka #ganti lurahe”, “Ratusan juta buat rumah pompa tapi tidak difungsikan, salah e sopo?”, “Janjimu mana yang katanya menuntaskan air, tapi malah sebaliknya?”, “Pak lurah tangi, delok o desomu, ojo turu terus!”.
“Kami puasa lalu sudah tidak bisa tarawih karena air tinggi. Masjid dan musala banjir, Pak. Jangan sampai tahun ini kami juga tidak bisa tarawih karena air rob yang tinggi,” ujar salah satu warga dalam aksi tersebut.
Menanggapi tuntutan dan keluhan dari warga berkaitan dengan kondisi banjir, Camat Sayung, Sukarman, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan diskusi antara Pemdes Loireng, Forkopimcam serta warga setempat untuk mencari solusi yang terbaik.
“Insya Allah akan kami adakan pertemuan dengan pihak desa, warga, serta Forkopimcam. Kami akan mencari langkah yang paling tepat agar banjir ini segera teratasi,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan menyebut bahwa banjir tersebut selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, juga diperparah dengan saluran drainase yang buruk. Selain itu, naiknya air rob menyebabkan debit air semakin tinggi.
“Banjir yang yang terjadi di dua kecamatan tersebut menyebabkan 5.065 KK atau 21.301 jiwa terdampak. Selain itu sejumlah fasilitas umum dan 150 hektar (ha) juga lahan pertanian terdampak banjir,” kata Haris melalui laporan data infografis bencana banjir Demak, Sabtu sore 2 Januari 2025. (Lingkar Network | M. Burhanudin Aslam – Beritajateng.id)