SEMARANG, Beritajateng.id – Wali Kota Semarang,Hendrar Prihadi menerapkan aturan baru dengan tagline Rabu Bebas Kendaraan Bermotor kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak memakai kendaraan dinas maupun kendaraan pribadi ke kantor setiap hari Rabu. Hal tersebut diterapkan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap 5 Juni.
Aturan ini diberlakukan selama Juni hingga Juli 2022 yang mana secara resmi, aturan tersebut dimulai sejak 13 Juli 2022. Terkait dengan kelanjutan aturan itu, Bambang Suranggono selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang mengaku, belum ada informasi lanjutan. Pihaknya berharap bahwa aturan tersebut bisa berlanjut karena berdampak positif.
“Tentang program hari Rabu akan berlanjut atau tidak, kita belum tahu. Puncak acaranya ‘kan bulan Juli, jadi untuk ke depannya kita tunggu kebijakan Pak Wali Kota saja. Tapi, harapannya berlanjut karena program ini bisa memberikan contoh ke masyarakat dan itu baik, positif sekali,” ujarnya saat ditemui usai mengisi acara USAID di Hotel Aston Inn, Pandanaran, Semarang, belum lama ini.
Baca Juga
Kendaraan Plat Merah di Pati Nunggak Pajak, Ini Tanggapan Kabag Tapem Pati
Lebih lanjut, Bambang menuturkan, bahwasanya tidak hanya sebagai kegiatan peringatan lingkungan hidup saja, tetapi program tersebut juga berdampak positif bagi para driver. Di mana para sopir angkutan umum dan angkutan berbasis online sangat diuntungkan. Sehingga ada hubungan simbiosis mutualisme yang artinya sama-sama saling diuntungkan.
“Tujuan utama sebenarnya ‘kan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, tapi ternyata setelah program berjalan, di sisi lain juga meningkatkan pendapatan para jasa transportasi,” tuturnya.
Lebih jauh, ia mengatakan bahwa untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tidak hanya dengan menggunakan transportasi umum, namun juga bisa dengan mengolah sampah secara baik dan benar.
“Pengolahan sampah ini bisa dilakukan dengan membuat isu positif, contohnya sekarang sudah banyak saat CFD gitu ada aktivitas mobil pick up mengajak masyarakat dengan tukar botol dapat bibit, kemudian sekarang beberapa tempat makan contohnya Warung Jawi, masyarakat yang mengumpulkan satu kilogram botol bisa ditukarkan satu koin senilai Rp 3 ribu,” tutupnya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)