BLORA, Beritajateng.id – Untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi yang digunakan siswa saat menuju ke sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora berencana mengadakan bus sekolah.
Hal itu diungkap oleh Kabid LLAJ Dinas Perumahan, Permukiman, dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Kabupaten Blora, Sunyoto, pada Senin, 13 Januari 2025. Bus sekolah tersebut, kata Sunyoto, diperuntukkan bagi siswa SMP dan SMA sederajat, khususnya SMP.
“Diperuntukan khususnya ke anak SMP. Karena belum punya SIM dan tidak diperbolehkan bawa kendaraan. Namun, selain itu juga diperuntukkan anak SMA, SMK untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi,” kata dia.
Untuk mewujudkan itu, sambung dia, Pemkab Blora berupaya mengusulkan gagasan tersebut ke Kementerian Perhubungan. Dalam operasionalnya nanti, ia mengungkap bahwa Dinrumkimhub Blora akan menjadi pengelola dan penanggungjawab.
Selain berupaya mengajukan ke pemerintah pusat, ia mengungkap Pemkab telah mengusulkan untuk memasukan wacana tersebut kedalam draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemkab Blora.
“Usulan bus sekolah belum masuk RPJMD tahun 2021-2026. Namun sudah diusulkan masuk RPJMD Kabupaten Blora selanjutnya, nantinya akan menggunakan APBD,” ujarnya.
Dalam mekanisme penerapan bus sekolah, ia menjelaskan akan menggunakan subsidi untuk para siswa. Subsidi tersebut, kata Sunyoto, tidak bersifat gratis namun lebih murah dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.
“Bus sekolah akan menggunakan subsidi, sehingga siswa tidak terbebani biaya, lebih murah daripada saat memakai motor sendiri. Disamping itu juga untuk mengurangi angka laka lantas dari siswa sekolah,” kata Sunyoto.
Dalam perencanaan, kata dia, akan ada enam armada bus. Dari total itu, akan dibagi menjadi tiga area. Diantaranya yakni dua armada untuk Blora-Cepu, dua armada untuk Blora-Kunduran, terakhir dua unit untuk Blora kota.
“Tiap line nantinya ada dua bus PP (pulang pergi),” singkat dia.
Sunyoto mengatakan, akan memanfaatkan terminal-terminal di Blora sebagai tempat parkir bus. Adapun wacana itu akan menggunakan bus medium dengan harga Rp 1,4 miliar. Sehingga, program tersebut diperkirakan menelan Rp 8,4 miliar untuk enam bus.
Saat ini, sambung dia, belum ada pelampiran teknis perjalanan bus sekolah, sehingga, masih menyisakan dua opsi. Diantaranya Pemda Blora bekerja sama dengan pihak ketiga sistem per perjalanan atau melakukan pengadaan bus sekolah sendiri dengan driver angkutan pedesaan. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)