PATI, Beritajateng.id – Memasuki masa pancaroba atau peralihan musim, sebagian wilayah Kabupaten Pati masih mengalami krisis air. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati terdapat 72 desa yang tersebar di 9 kecamatan yang masih mengalami kekeringan.
Beberapa wilayah di Kabupaten Pati telah dilanda hujan meski tidak sering. Kondisi tersebut memantik perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Danu Ikhsan Harischandra.
Danu menuturkan bahwa penanganan bencana kekeringan harus teratasi dengan baik dan menyeluruh. Seluruh wilayah yang terdampak krisis air harus mendapatkan distribusi air bersih secara merata. Sebab, menurutnya ketersediaan air menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana kekeringan.
“Kebutuhan air ini kan prioritas kebutuhan pokok manusia, ya. Jadi, pemerintah kabupaten harus benar-benar menjamin ketersediaan air. Kemerataan air harus dipastikan terdistribusi ke wilayah terdampak,” ujar Danu.
Danu menambahkan bahwa sebaran wilayah kekeringan yang cukup luas dapat segera teratasi dengan datangnya musim penghujan. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati harus menyiapkan strategi menghadapi musim penghujan. Sebab, bencana banjir seringkali melanda pada musim tersebut.
“Setiap hari ini sudah turun hujan, semoga kekeringan ini segera teratasi. Apalagi seperti Kecamatan Jaken, Pucakwangi beberapa hari ini sudah mulai hujan terus. Semoga bencana dapat segera teratasi,” ungkap Danu.
Danu menjelaskan bahwa berbagai upaya penanganan telah dilakukan Pemkab. Namun, Pemkab perlu memperhatikan penanganan jangka panjang untuk menekan bencana kekeringan dan banjir. Sehingga setiap tahun masyarakat tidak selalu mengalami periodisasi bencana kekeringan dan banjir.
Politisi muda dari PDIP tersebut menambahkan bahwa penanganan jangka panjang telah dilakukan pemerintah seperti normalisasi sungai, pembuatan talud sungai, dan pembangunan embung karet. Ia berharap upaya tersebut dapat menekan potensi banjir saat musim hujan di wilayah Pati.
“Langkah awal, dengan adanya normalisasi sudah mengurangi. Sodetan-sodetan sungai sudah mulai terbangun. Semoga dengan langkah-langkah yang dibangun pemerintah ini bisa mengatasi banjir. Sudah ada normalisasi, pembuatan talud sungai terus adanya bendung karet, adanya embung yang ada di desa diharapkan dapat mengantisipasi banjir, ” tandas Danu. (Lingkar Network | Mutia Parasti Widawati – Beritajateng.id)