Distribusi Sayuran Pekalongan Mulai Pulih, Harga Diprediksi Stabil Pekan Ini

Analis Perdagangan Ahli Muda Disperindag Kabupaten Pekalongan, Heri Purnomo, saat memantau ketersediaan stok dan harga sayuran di salah satu pasar. (Fahri Akbar/Beritajateng.id)

PEKALONGAN, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan memastikan distribusi sayuran yang sempat terganggu akibat aksi demo sopir truk ODOL mulai lancar kembali pada Senin, 23 Juni 2025 besok.

“Kemarin para pedagang masih mengandalkan stok lama. Tapi kalau melihat situasi hari ini, pasokan dari luar belum masuk sepenuhnya. Kita tunggu, insyaallah Senin atau besok distribusi sudah mulai lancar dan harga bisa kembali stabil,” ujar Analis Perdagangan Ahli Muda Disperindag Kabupaten Pekalongan, Heri Purnomo, Sabtu, 21 Juni 2025.

Heri memastikan bahwa kenaikan harga sejumlah sayuran di pasar tradisional terjadi karena kendala distribusi imbas aksi mogok sopir truk.

“Kemarin kami sudah berkoordinasi dengan pihak provinsi. Memang benar, saat ini ada kendala pada distribusi, terutama karena masih ada aksi mogok dari para sopir angkutan,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa sebagian besar pasokan sayur mayur di Kabupaten Pekalongan berasal dari luar daerah. 

“Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi, karena sebagian besar sayur yang masuk, terutama cabai merah besar, itu dari Jawa Timur. Sedangkan cabai rawit banyak yang berasal dari Temanggung,” ungkapnya.

Menurutnya sebelum aksi mogok sopir berlangsung, harga sempat berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Sebelum demo itu harga cukup bagus, di bawah HET. Harga cabai merah itu sempat turun mendekati Rp 25.000 per kilogram,” katanya.

Sementara itu, salah satu pedagang sayur di Pasar Kajen Novi menyebutkan hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga secara drastis. 

“Hampir semua naik hampir tiga kali lipat. Daun bawang biasanya saya jual Rp 7.000 per kilo, sekarang jadi Rp 25.000,” ujarnya, Sabtu, 21 Juni 2025. 

Selain daun bawang, komoditas lain yang turut naik yakni tomat dari Rp 18.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram, cabe rawit dari Rp 25.000 menjadi Rp 40.000, cabe merah keriting dari Rp 35.000 menjadi Rp 55.000, kubis dari Rp 5.000 menjadi Rp 15.000, dan wortel dari Rp 8.000 melonjak menjadi Rp 20.000 per kilogram.

Novi mengungkap kondisi itu membuat aktivitas jual beli di pasar menjadi sepi.

“Pembeli banyak yang mengeluh karena harga terlalu tinggi dan naiknya mendadak. Kami sebagai pedagang juga pusing, karena sayur mudah membusuk dan uang jadi sulit berputar,” tuturnya.

Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk menanggapi situasi ini agar harga kembali stabil. 

“Semoga segera ada solusi agar kondisi pasar kembali normal. Kami juga berharap situasi distribusi segera pulih agar pembeli dan pedagang sama-sama tidak dirugikan,” harap Novi.

Jurnalis: *Fahri Akbar
Editor: Utia Lil

Exit mobile version