Hadir di PBAK UIN Salatiga, Andovi da Lopez: Mahasiswa Harus Kritis dan Berintegritas

Andovi da Lopez, konten kreator sekaligus aktivis saat memberikan materi di kegiatan PBAK UIN Salatiga, Selasa (19/8). (Lingkar Network/Beritajateng.id)

SALATIGA, Beritajateng.id – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Salatiga mengundang Andovi da Lopez yang dikenal sebagai konten kreator di dunia aktivis, sebagai pemateri kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 di Auditorium UIN Salatiga, Selasa, 19 Agustus 2025. 

Dalam wawancara usai sesi materi, Andovi menekankan pentingnya sikap kritis dan integritas bagi mahasiswa baru. Ia mengingatkan agar tidak bersikap apatis serta memanfaatkan privilege pendidikan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.

“Pesan gua nomor satu adalah menjadi mahasiswa-mahasiswi harus kritis dan berintegritas. Jangan masa apatis karena kalian memiliki privilege pendidikan. Privilege ini dipakai dengan baik untuk melakukan hal yang baik dan benar di kehidupan kalian,” kata Andovi.

Andovi juga mengingatkan mahasiswa baru agar peka terhadap situasi nasional, tidak terjebak berita sensasional, dan selalu kritis melihat konflik dari berbagai sudut pandang. 

“Tahu apa yang terjadi di Indonesia jangan apatis. Konflik apapun baca dari kedua sisi, jangan kemakan berita clickbait, jangan kemakan digital, dan inget kalau ada apapun tanya kenapa?” tambahnya.

Sementara itu, Ketua DEMA UIN Salatiga, Muhammad Rizki menjelaskan bahwa pemilihan Andovi sebagai pemateri dilakukan untuk mendorong mahasiswa baru lebih kritis terhadap isu sosial dan pemerintahan.

“Andovi sebagai konten kreator dan aktivis sering menyuarakan persoalan pemerintahan. Materi yang disampaikan beliau untuk menguatkan nilai kritis mahasiswa terhadap kemanusiaan, literasi digital, dan aktivisme. Harapannya mahasiswa baru bisa menaikkan tensi kritisme mereka, karena situasi negara kita sedang tidak baik-baik saja,” ujar Rizki.

Ia mengungkap, Andovi menyampaikan materi dengan tema “Menguatkan Nilai Kritis Mahasiswa terhadap Nilai-Nilai Kemanusiaan, Penguatan Literasi Digital, dan Aktivisme Mahasiswa”. 

Menurutnya tema tersebut bertabrakan dengan tema PBAK 2025. Namun, ia mengungkap hal itu sengaja dilakukan panitia karena tema besar sudah mengikuti pemerintah, sehingga muatan materi harus menyisipkan isu tersebut agar mahasiswa baru bisa menyuarakan apapun.

“Ini sangat kontra dengan tema umum dari PBAK sendiri. Sengaja kita kontrakan karena tema besar mengikuti pemerintah, tetapi muatan materi memang harus kita sisipkan kepada mahasiswa baru terkait isu-isu yang harus bisa mereka suarakan,” terangnya.

Beberapa mahasiswa baru mengaku mendapat wawasan baru dari materi yang disampaikan oleh Andovi. Salah satunya Fawwaz yang merasa materi dari Andovi membuka pengetahuan baru khususnya dalam dunia sejarah dan politik.

“Materinya membuka pikiran mahasiswa baru, khususnya anak SMA yang baru masuk kuliah, jadi lebih terbuka pada dunia seperti sejarah dan politik,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Hilma yang juga mengapresiasi materi yang disampaikan. Menurutnya materi dari Andovi menarik karena lingkup pembahasannya mengenai pemerintahan, isu perempuan, dan sejarah.

“Menarik banget apalagi tadi membahas tentang pemerintah, tentang perempuan yang harus dihargai, dan pentingnya sejarah yang tidak boleh ditinggalkan,” ujarnya.

Dari penyampaian materi itu, beberapa mahasiswa baru juga terdorong menyoroti isu yang jarang dibicarakan. Salah satunya Rajwa yang menekankan pentingnya mengingat tragedi 1998, khususnya bagi perempuan. Menurutnya jika isu tersebut tidak dibicarakan, maka akan terlupakan, sementara berita hiburan justru dapat bertahan lama.

“Tragedi 98 itu jarang sekali diangkat, padahal banyak perempuan etnis Tionghoa jadi korban pelecehan, bahkan keluarga saya hampir mengalaminya. Kalau isu seperti itu diunggah cepat sekali hilang, beda dengan berita artis yang bisa bertahan lama. Itu sebabnya saya merasa penting untuk dibicarakan,” jelasnya.

Jurnalis: Lingkar Network

Exit mobile version