GROBOGAN, Beritajateng.id – Pasar Darurat Gubug berangsur-angsur ditempati oleh para pedagang korban kebakaran Pasar Gubug yang terjadi pada Senin, 5 November 2024 lalu. Hal itu diungkap oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Grobogan, Pradana Setyawan, Minggu, 12 Januari 2025.
Pria yang akrab disapa Danis itu mengatakan, Pasar Darurat Gubug di desain sebagai wadah bagi para pedagang korban kebakaran. Dalam hal ini, kata Danis, Pemkab menggelontorkan Rp 2,5 miliar untuk pembangunan pasar darurat yang dapat menampung seluruh pedagang yang terdampak.
“Total 841 pedagang dari jumlah keseluruhan sekitar 1.290 pedagang yang mendapat undian relokasi untuk menempati,” ujar Danis.
Nantinya, sambung Danis, para pedagang dapat menempati Pasar Darurat Gubug dengan jumlah 707 los, 45 kios, dan 89 dasaran yang telah disediakan Pemkab Grobogan.
“Kami mengupayakan agar para pedagang Pasar Umum Gubug tetap dapat beraktivitas dalam kegiatan ekonomi. Sehingga bisa terbantu,” ucap Danis.
Lapak di pasar darurat itu terdiri dari blok A, B, C, D dan E. Namun, menurut Danis pasar darurat ini hanya bersifat sementara sehingga tidak diberikan pembatas dan hanya berupa los.
Sementara konstruksi bangunan lapak pasar darurat dibangun menggunakan baja ringan dengan atap galvalum. Sementara alasnya menggunakan hebel dan sebagian jalan-jalan di sisi lapangan dipasang paving.
“Bahkan, untuk listrik juga kita minimalkan, karena kebanyakan konstruksi menggunakan baja ringan,” ujar dia.
Ia mengklaim bangunan pasar darurat itu menggunakan material yang tahan lama. Bahkan menurutnya dapat bertahan hingga lima tahun lebih. Sementara fasilitas MCK dan tempat parkir telah disepakati akan difasilitasi oleh warga setempat. Pasar darurat tersebut selesai dibangun akhir Desember 2024.
Sementara pedagang yang tidak mendapatkan tempat, kata Danis, berdasarkan kesepakatan dengan paguyuban mereka diizinkan untuk berjualan di sisi-sisi Pasar Gubug yang masih layak.
“Sisi depan Pasar Gubug yang terbakar masih bisa buka (bisa dipergunakan berjualan-red) itu. Kemudian sisi belakang pasar yang tempat los basah itu masih bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Sebagai informasi tambahan, Selain membangun pasar darurat yang selesai pada akhir Desember 2024 itu, Pemkab berupaya memberikan permodalan dengan suku bunga rendah melalui bank milik daerah. Bantuan ini diberikan kepada seluruh pedagang
kerugian hingga Rp 46,2 Miliar. Sehingga menjadikan insiden Kebakaran dengan nominal kerugian terbesar sepanjang tahun 2024. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)