PATI, Beritajateng.id – Upacara adat tradisi Meron, Kecamatan Sukolilo Pati pada 16-17 September 2024 berlangsung meriah. 13 gunungan ludes diperebutkan masyarakat, baik dari Pati, Kudus, Grobogan, Jepara dan sekitarnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Endah Sri Wahyuningati, menuturkan bahwa tradisi Meron merupakan seni tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi tersebut telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sekaligus Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).
“Pengakuan secara nasional telah diberikan, sehingga wajar dan wajib hukumnya bagi kita semua, warga Kecamatan Sukolilo, maupun masyarakat Kabupaten Pati secara luas dapat nguri-uri kebudayaan ini,” ujar Ning usai upacara adat Meron berlangsung.
Ning menambahkan, event tersebut sekaligus sebagai destinasi wisata tradisi yang dapat menarik wisatawan lokal, nasional, maupun mancanegara. Pihaknya mengapresiasi jajaran panitia yang selalu melakukan inovasi dan kreasi agar tradisi Meron dapat terus digelar dan berlangsung meriah.
“Mestinya begitu dan harapannya setiap tahun ada progres di sisi kuantitas maupun kualitas kegiatan. Sehingga hal ini,
dapat turut melengkapi visi misi Kabupaten Pati dalam rangka pengembangan wisata sebagai salah satu sektor budaya,” imbuhnya
Penjabat Bupati Pati, Sujarwanto Dwiatmoko, menuturkan bahwa tradisi Meron memang dapat dijadikan destinasi wisata tradisi, namun masih memerlukan perbaikan kemasan serta promosi wisata.
” Ya, pastinya Meron dapat dijadikan sebagai destinasi wisata tradisi, makanya tinggal diperbaiki kemasannya bagaimana mempromosikan dan menjualnya. Dan masyarakat lokal sudah sangat menikmati dan sisa pengemasannya saja,” ujar Sujarwanto Dwiatmoko usai acara. (Lingkar Network | Mutia Parasti Widawati – Beritajateng.id)