PATI, Beritajateng.id – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Narso menanggapi menurunnya minat pemuda untuk menjadi petani.
Menurut Narso, menurunnya minat pemuda pada sektor pertanian, karena risiko pada sektor tersebut masih besar.
Pasalnya, banyak risiko kerugian yang harus ditanggung oleh petani di Bumi Mina Tani, mulai banjir di musim musim hingga kekeringan ketika musim kemarau.
“Yang jelas sektor pertanian kurang diminati generasi muda. Karena risikonya yang masih besar,” kata Komisi B DPRD Pati, Narso.
Selain itu, permainan tengkulak terhadap harga gabah juga sangat merugikan petani yang tidak sebanding dengan jerih payah dalam mengelola lahan sawah dan biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk hingga sewa alsintan.
“Di Pati risiko pertanian jauh lebih besar. Karena, risiko bisnis pertanian terkait harga jual panen yang rendah kemudian juga hama,” jelasnya.
Oleh sebab itu ia berharap agar pemerintah pusat bisa memberikan solusi agar pemuda berminat dengan sektor pertanian.
Mengingat sektor pertanian dan ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting keberadaannya bagi keberlangsungan hidup manusia.
Jika sektor pertanian kokoh, maka ketahanan pangan akan kuat dan hal itu tidak akan lepas dari kontribusi dan perjuangan para petani.
Oleh sebab itu, ia berharap ada upaya-upaya dari pemerintah pusat untuk meminimalisir risiko di sektor pertanian agar pemuda tertarik menjadi petani.
“Harus ada solusi dari pemerintah untuk meminimalisir risiko, sehingga menarik generasi muda untuk sektor pertanian,” tandasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Beritajateng.id)