Pasokan Solar Subsidi  untuk Nelayan di Ujungbatu Jepara Langka

ILUSTRASI: Aktivitas nelayan di Keluarahan Ujungbatu Kecamatan/Kabupaten Jepara. (Dok. Beritajateng.id)

JEPARA, Beritajateng.id – Terjadi kelangkaan pasokan solar Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar subsidi di Keluarahan Ujungbatu Kecamatan/Kabupaten Jepara. Sementara, nelayan maksimal hanya boleh membeli solar subsidi Rp 500 ribu atau 73 liter solar per hari.

Padahal nelayan sudah mengikuti prosedur dengan melakukan pembelian solar menggunakan sistem online melalui aplikasi Ninja Jepara yang diunduh melalui google playstore.

Mekanisme pembelian melalui online ini diterapkan oleh Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Jepara.

Para nelayan harus mendaftarkan diri dengan melengkapi persyaratan yang terdiri dari Surat Keterangan Usaha (SKU), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Foto kapal semua sisi, dan pas kapal.

David Valentino selaku Bendahara Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Ujungbatu menyampaikan bahwa penggunaan aplikasi Ninja Jepara ini sudah semenjak akhir tahun 2023 dengan tujuan untuk mendata pembeli solar bersubsidi ini.

Sementara itu, nelayan hanya diperbolehkan maksimal membeli solar sebanyak Rp 500 ribu per hari atau sekitar 73 liter solar.

“Setiap hari maksimal nelayan membeli solar sebanyak Rp 500 ribu atau sekitar 73 liter solar. Harga solar saat ini Rp 6.800 perliter,” kata David saat ditemui di kantornya.

Ia menyebutkan untuk setiap harinya, SPBN ini mendapatkan pasokan solar dari Semarang sebanyak 16 sampai 24 ton liter. Setiap kali nelayan berlayar, membutuhkan sekitar 50 liter solar untuk kapal kecil.

Sementara itu, kekurangan solar subdisi disebabkan tutupnya SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Desa Bulu Kecamatan/Kabupaten Jepara.

“Karena, biasanya yang mengcover jika terjadi kekurangan itu disana,” tambahnya.

Saat ini, tidak hanya nelayan dari Desa Ujungbatu saja yang membeli kebutuhan solar di SPBN ini, melainkan nelayan dari Desa Mlonggo, dan juga Desa Kedungmalang.

“Kami membuat inisiasi antrean, dengan menaruh derijen/drum agar tidak terjadi kericuhan saat pembelian bahan bakar,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)

Exit mobile version