Pengamat Sebut Gubernur Jateng Terpilih Bakal Hadapi Masalah Kemiskinan Ekstrem

Pengamat kebijakan publik Universitas Diponegoro Puji Astuti saat diwawancarai awak media, Rabu, 15 Januari 2025. (Syahril Muadz/Beritajateng.id)

SEMARANG, Beritajateng.id – Pengamat kebijakan publik Universitas Diponegoro Puji Astuti menyebut bahwa tantangan bagi Gubernut Jawa Tengah Terpilih adalah kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah (Jateng). 

Menurutnya, kemiskinan ekstrem adalah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan dengan seksama oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Jadi kalau saat ini infrastruktur sudah jauh lebih bagus, dan anggaran sepertinya sudah terbatas untuk itu, maka harus ada skala prioritas yang harus didahulukan,” ujarnya saat diwawancarai di Hotel Front One HK, Kota Semarang pada Rabu, 15 Januari 2025.

Ia menyoroti sektor pertanian sebagai lahan untuk peningkatan ekonomi di Jawa Tengah, mengingat mayoritas penduduknya adalah sebagai seorang petani. 

“Jadi PR-nya bagaimana pemerintah menjadikan petani ini pekerjaan yang terhormat, yaitu menaikan derajat ekonominya, saat ini masih ada persoalan seperti pupuk yang dikuasai oleh pemodal tertentu, itu harus segera dibereskan,” ujarnya. 

Selain itu, ia menyinggung persoalan nelayan yang selama ini masih hidup dalam garis kemiskinan. 

“Nelayan itu termasuk yang miskin secara struktural, karena apa? mereka harus bersaing dengan para pemodal dan pemilik kapal yang lebih besar. Jadi, bisa saja Pak Lutfi kedepan bisa menggandeng para nelayan supaya tidak sepenuhnya bergantung pada laut, untuk melakukan inovasi perikanan di darat, dan lautnya bisa jadi lebih sehat, dan nelayan punya pilihan untuk menghidupinya, ” imbuhnya. 

Puji turut menyinggung peran pemerintah daerah dalam akselerasi program nasional, seperti swasembada pangan. Menurutnya, gubernur memiliki peran tidak hanya sebagai tangan panjang dari pemerintah pusat, namun juga mempunyai hak otonomi daerah. 

“Memang sebagai alat dari pemerintah pusat tidak boleh melawan perintah, tetapi sebagai kepala daerah yang mempunyai hak otonomi, maka juga harus mengembangkan apa yang menjadi prioritas daerah,” jelasnya.

Dalam menghadapi tantangan daerah, menurut Puji kepala daerah dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai sektor. 

“Nanti bisa kolaborasi sama perguruan tinggi, lalu wartawan untuk mencari isu misalnya, jadi harus sama-sama,” pungkasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Beritajateng.id)

Exit mobile version