Portal Parkir di Pasar Wulung Blora Disebut untuk Naikkan PAD, Warga Mengeluh Ribet

Pasar Wulung di Randublatung. (Hanafi/Beritajateng.id) 

BLORA, Beritajateng.id – Penerapan sistem parkir portal di Pasar Wulung Blora sejak 1 Februari 2025 membuat sejumlah pedagang maupun pembeli mengeluh. Sebab, sistem tersebut diketahui membuat mereka rumit saat hendak masuk ke pasar.

Para warga menilai bahwa sistem parkir portal itu membuat keamanan di tempat parkir tidak terjamin. Sebab, petugas hanya berjaga di pintu masuk dan pintu keluar. Dari pantauan di lapangan, memang tidak ada petugas yang mengatur motor saat parkir.

Salah seorang pedagang perabotan, Watik, mengatakan, adanya sistem portal mengakibatkan jumlah pembeli menurun.

“Sudah pasar sepi, pembeli sepi, ditambah parkir portal, ribet, dan pembeli pasti malas belanja di pasar,” ucapnya, Senin, 3 Februari 2025.

Hal yang sama diungkap pembeli bernama Ningsih, Selain ribet, ia mengungkap bahwa harus mengeluarkan uang lebih jika bolak-balik ke pasar.

“Ibu rumah tangga itu, meski hanya uang Rp 2 ribu sangat berharga, apalagi ekonomi sedang sulit begini,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Pasar Wulung, Agus Mugiyono, mengatakan bahwa saat ini pengelolaan parkir diambil alih oleh pihak ketiga. Sehingga ada kebijakan baru yang diterapkan. 

“Bisa kami sampaikan bahwa kebijakan itu adalah perintah dari atas, disini kami hanya memonitor dan menerima setoran sejumlah uang atas kesepakatan antara pihak ketiga yang mengelola parkir dengan dinas,” jelasnya.

Agus menyadari bahwa perubahan sistem parkir tersebut akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

“Kami hanya pelaksana, sehingga kami hanya bisa menjelaskan sesuai dengan yang kami ketahui,” sambungnya.

Kepala Dindakop dan UKM Kabupaten Blora, melalui Kabid Pasar, Margo Yuono mengatakan bahwa perubahan sistem parkir di Pasar Wulung merupakan bagian dari upaya-upaya perbaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Tahun ini kami ditarget Rp 9,5 miliar. Jumlah ini lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 6 miliar,” terangnya.

Terkait pengelolaan Pasar Wulung yang saat ini dikelola oleh pihak ketiga, hal itu menurut Margo merupakan langkah untuk menaikkan PAD.

“Dengan sistem lama, dalam sehari pendapatan dari parkir di Pasar Wulung hanya Rp 160 ribu perhari. Kalau pihak ketiga ini dalam sehari berani setor Rp 1 juta. Estimasinya jika lancar dalam setahun bisa Rp 360 juta. Meskipun demikian pihak ketiga tetap harus berpegangan pada aturan terkait besaran uang parkir, tidak boleh melebihi,” tandasnya.

Margo mengatakan, pihaknya akan kembali merumuskan terkait masukan dari masyarakat soal tenaga penata kendaraan, keamanan barang bawaan serta sistem terusan parkir.

“Minggu ini akan kita rapatkan lagi terkait tehnis dilapangan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Beritajateng.id)

Exit mobile version