PATI, Beritajateng.id – Petani di Kabupaten Pati menyambut panen dengan bahagia karena gabah hasil panen di musim tanam satu (MT1) laku hingga puluhan juta rupiah.
Juyanto (61) petani asal Plosorejo, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati mengaku menjual gabah dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Di MT1 ini, Juyanto mendapatkan Rp 60 juta dari tiga lahan sawah yang digarapnya.
“Sekarang harganya Rp 6.500 dari petani. Ini saya tebaskan padi saya. Ini Rp 20 juta sekitar 4 kotak. Aslinya ada 3 sawah tadi, ditebas Rp 60 juta. Sawah ini saja Rp 20 juta,” ujarnya pada Selasa, 21 Januari 2025.
Ia menanam padi dengan jenis varietas M70D. Varietas tersebut dinilai bisa menghasilkan padi lebih banyak dibandingkan dengan varietas lainnya.
Ia menilai harga padi tersebut masih stabil. Kondisi tersebut menguntungkannya, mengingat harga gabah saat pertengahan atau akhir masa panen justru mengalami penurunan.
“Ini jenis parinya 70. Harganya lagi stabil,” kata Jayanto saat ditemui di sawahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati, Niken Tri Meiningrum mengatakan bahwa harga gabah pada awal musim panen MT 1 ini bagus. Pasalnya, harga gabah saat ini di atas HPP yang ditetapkan pemerintah.
Niken menjelaskan, harga gabah kering panen (GKP) saat ini Rp 6.600 – 6.700 dan gabah kering giling (GKG) Rp 7.300 – 7.500 per kilogramnya.
“Harga diatas HPP Pemerintah Rp 6.500, termasuk bagus. Meskipun dulu pernah mencapai Rp 7.000-8.000 pada saat musim kemarau,” ucapnya, Selasa, 21 Januari 2025.
Berdasarkan data dari Dispertan, diketahui bahwa beberapa wilayah Pati bagian utara seperti Kecamatan Tayu, Margoyoso, Trangkil dan Wedarijaksa serta Pucakwangi, Jakenan, Juwana, Sukolilo dan Margorejo saat ini tengah memanen padi. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)
