PATI, Beritajateng.id – Ketua PCNU Kabupaten Pati, Yusuf Hasyim menyebut lima hari sekolah yang diwacanakan Bupati Pati Sudewo belum bisa diterapkan di lingkungan pendidikan madrasah. Menurutnya, kebijakan tersebut harus dikaji terlebih dahulu.
“Tadi kita juga menyampaikan ke beliau Pak Bupati, perlu ada kajian yang lebih lanjut, kajian sosiologis kaitannya dengan regulasi dan lainnya, sehingga nanti tidak berbenturan,” jelas dia didampingi pengurus PCNU usai bertemu Bupati Sudewo pada Kamis 8 Mei 2025.
Tokoh NU itu mengatakan, kebijakan lima hari sekolah masih berbenturan dengan pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) yang selama ini berjalan sore hari. Sehingga, perlu dibentuk tim kajian agar keduanya, baik kebijakan lima hari sekolah maupun pendidikan TPQ dan Madin bisa berjalan.
“Yang jelas bukan full day. Sementara konsep dulu kan full day sehingga mengganggu pelaksanaan kegiatan pendidikan keagamaan, TPQ, Madin dan sebagainya. Tapi ini harus ada titik temu,” lanjut dia.
5 Hari Sekolah, Bupati Pati: Tingkatkan Mutu Pendidikan dan Karakter Siswa
Nantinya, baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati maupun PCNU bakal membentuk tim kajian sendiri untuk mencari solusi terbaik agar pendidikan madrasah bisa mengikuti kebijakan lima hari sekolah.
“Ada tim dari Disdik, nanti ketemu dengan Tim PCNU. Plus minusnya seperti apa, terus solusi-solusi kaitannya dengan pendidikan Madin seperti apa, jadi ini belum final. Maka nanti perlu ada kajian,” ungkapnya.
Dia berharap, tim kajian pembentukan tim kajian bisa dilaksanakan sesegera mungkin. Mengingat, Bupati Sudewo menargetkan kebijakan lima hari sekolah bisa dilaksanakan sebelum ajaran baru.
“Jadi ketika tahun ajaran baru nanti sudah ada rumusan yang jelas. syukur-syukur TPQ dan Madin itu menjadi pendidik karakter yang integral dengan pendidikan formal, SD dan SMP. Sehingga jalan semuanya,” tandasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)