Soal Stunting di Salatiga, Pendekatan Berbasis Keluarga Jadi Kunci Utama

Kepala Dinas DP3APPKB Kota Salatiga, Yuni Ambarwati. (Dok. Prokompim Setda Salatiga)

SALATIGA, Beritajateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan pendekatan berbasis keluarga dan komunitas sebagai kunci utama dalam penanganan stunting. Diantara program yang kini sedang dijalankan yakni Gerakan Terpadu Gizi (Genting).

“Kami percaya, perubahan dimulai dari rumah. Melalui program seperti Dashat dan Genting, masyarakat jadi lebih terlibat aktif,” ujar Kepala Dinas DP3APPKB Kota Salatiga, Yuni Ambarwati.

Dalam program Genting, para ibu tak hanya di edukasi mengenai gizi namun juga dibekali keterampilan memilih bahan makanan lokal yang terjangkau dan bernilai gizi tinggi. 

Menu seperti pepes tahu, sayur bayam, telur, dan sup daging kerap dijadikan sajian pemberian makanan tambahan (PMT) harian.

Yuni mengatakan bahwa Pemkot Salatiga mendukung penuh program ini dengan menerbitkan Perwali Nomor 2 Tahun 2025 yang mengatur penanganan stunting secara lintas sektor. Anggaran sebesar Rp 2,4 miliar dari BOKB juga dialokasikan untuk memperluas cakupan layanan dan edukasi.

“Dengan sinergi antara kebijakan pemerintah, pendampingan tenaga kesehatan, dan peran aktif masyarakat, Salatiga membuktikan bahwa perlawanan terhadap stunting bukan hanya soal data, tapi juga soal kepedulian antar warga,” katanya.

Sementara itu, Siti Nurjanah yang merupakan ibu dua anak asal Kampung KB Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo mengungkap kini dapurnya menjadi panggung perjuangannya melawan stunting. 

Sejak mengikuti program Genting, ia rutin ikut memasak menu bergizi untuk balita di lingkungannya.

“Saya jadi tahu pentingnya masak dengan gizi seimbang. Dulu asal kenyang saja, sekarang saya paham anak-anak butuh protein dan sayur setiap hari,” ujar Siti, Sabtu, 28 Juni 2025.

Siti bersama puluhan ibu rumah tangga lain kini aktif terlibat dalam program PMT yang digelar di tingkat kampung. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Salatiga menekan angka stunting yang sempat naik pada 2023, namun kembali turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

“Sekarang saya tidak masak hanya untuk anak saya, tapi juga untuk anak-anak tetangga. Rasanya lebih bahagia,” tutur Siti,

Jurnalis: *Angga Rosa
Editor: Utia Lil

Exit mobile version