Sorot Dominasi Laki-laki dalam KDRT, Ini Langkah Garpu Perak Pati

Rapar koordinasi pertama Garpu Perak Pati di Gedung IBI, Kamis (21/11). (Ibnu Muntaha/Beritajateng.id)

PATI, Beritajateng.id – Pada rapat koordinasi pertama, pengurus Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak (Garpu Perak) Kabupaten Pati langsung menyoroti kekerasan yang didominasi oleh laki-laki terhadap anak dan perempuan.

Acara tersebut berlangsung di gedung Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Kabupaten Pati dan dihadiri oleh anggota Garpu Perak Pati, Dinsos P3AKB Kabupaten Pati dan Pengurus Garpu Perak Provinsi Jawa Tengah.

Pada kesempatan itu, Indriyanto Kepala Dinsos P3AKB Kabupaten Pati membeberkan, berdasarkan data sosial Dinsos P3AKB Pati per Oktober 2024 terdapat 75 laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perkawinan anak sebanyak 293 laporan.

“Sedangkan data sosial tahun 2023 Dinsos P3AKB Kabupaten Pati mencatat, angka kematian ibu 23 kasus, angka kematian bayi 258 kasus, perceraian 2.938 kasus yang diakibatkan karena perempuan menganggap bahwa suami tidak memberikan nafkah. Serta angka anak tidak sekolah 7.401 kasus,” ungkapnya pada acara yang berlangsung di Desa Geritan Pati pada Kamis, 21 November 2024.

Dari data sosial tersebut, Indriyanto mengatakan bahwa Garpu Perak dapat membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati mengatasi kekerasan terhadap anak dan perempuan yang persoalannya cukup kompleks.

“Dari data tersebut, meski baru terbentuk, Garpu Perak harus bisa melakukan suatu gebrakan agar kasus kekerasan pada anak dan perempuan bisa mengalami penurunan bahkan hilang,” harapnya.

Indriyanto menuturkan bahwa data tersebut merupakan kasus yang terlaporkan. Sementara, ia yakin bahwa terdapat banyak kasus yang tidak dilaporkan. Ia juga mengungkap bahwa daerah di Pati yang mendominasi kasus tersebut adalah Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Pati.

“Diharapkan teman-teman Garpu Perak bisa ikut berperan agar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa ditekan,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Garpu Perak Provinsi Jawa Tengah, Sukendar mengatakan bahwa laki-laki harus berpartisipasi aktif dalam keluarga. Hal itu bertujuan mengurangi peluang terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang umumnya menimpa perempuan dan anak-anak.

Menurut Sukendar, laki-laki perlu membangun kesetaraan dalam hubungan di rumah tangga.

“Menurut data di Komnas Perempuan dan Anak, setiap hari ada 300 kekerasan terhadap anak dan perempuan yang dilaporkan. Untuk Jawa Tengah hingga September 2024 ada 1.326 kasus kekerasan dalam rumah tangga,” ungkapnya.

Sukendar menjelaskan bahwa pelaku dalam data yang ia ambil mayoritas adalah laki-laki, sedangkan korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Ia berharap, para anggota Garpu Perak, khususnya laki-laki, dapat memberikan sosialisasi kepada kaum laki-laki agar mengurangi potensi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

“Sebab, laki-laki pada budaya patriarki memiliki keistimewaan. Tetapi keistimewaan ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk hal positif sehingga bisa menjadi contoh kepada keluarga dan masyarakat luas,” urainya.

Sementara itu, Ketua Garpu Perak Kabupaten Pati Ismoyo menambahkan bahwa tupoksi kepengurusan Garpu Perak sangat jelas dan meliputi berbagai organisasi hingga golongan keagamaan. Mulai dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, perorangan hingga unsur gereja.

“Meski dari unsur perempuan masih belum ada. Tetapi kedepan akan kami upayakan agar ada unsur perempuan dalam Garpu Perak ini,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa Garpu Perak bakal memberikan sosialisasi kepada masyarakat luas mulai dari tingkat desa hingga sekolah dan lembaga lainnya. Diharapkan, para laki-laki semakin tahu kapasitas dan kapabilitasnya di dalam rumah tangga.

“Sehingga kaum laki-laki atau bapak, bisa lebih perhatian kepada anak dan perempuan. Tetapi dengan berbagai keterbatasan yang ada, kedepan kami akan menggandeng beberapa lembaga seperti pemerintah desa guna memfasilitasi kegiatan Garpu Perak,” tutupnya. (Lingkar Network | Ibnu Muntaha – Beritajateng.id)

Exit mobile version