BLORA, Beritajateng.id – Sebanyak 1.054 tenaga pendidik dibawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blora belum tersertifikasi atau mengikuti pelatihan profesi guru (PPG).
Kasi Penma Kemenag Blora, Ahmad Imam Saifudin Zuhri mengungkapkan hingga saat ini terdapat 2.053 tenaga pendidik yang tersebar di 233 sekolah, baik dari RA hingga Madrasah Aliyah.
Namun, dari ribuan guru tersebut baru ada 999 guru yang sudah mengikuti PPG, sementara lainnya belum.
“Sekitar 999 tenaga pendidik sudah tersertifikasi. Itu dari RA hingga MA,” singkat Imam, Selasa, 21 Oktober 2025.
Imam merinci, terkait tenaga pendidik yang belum tersertifikasi, diantaranya RA sebanyak 192 guru, MI sebanyak 395 guru, MTs 375 guru, dan MA 91 guru. Menurutnya, jumlah ini selalu berubah karena banyak guru yang keluar-masuk.
“Kendalanya itu banyak guru yang tidak linier dengan mapel yang diampu, sehingga tidak terpanggil dalam program PPG dalam jabatan,” terangnya.
Menurutnya, di Kabupaten Blora sendiri banyak tenaga pendidik yang berasal dari keluarga yayasan. Sehingga ketika mengajar banyak yang tidak sesuai dengan ijazah yang dimiliki.
“Banyak kasus itu karena ingin membesarkan yayasan milik keluarga, jadi tidak linier. Semisal guru RA berasal dari pendidikan bahasa Inggris, dan yang lainya,” katanya.
“Tujuannya mereka (tenaga pendidik) itu biasanya tidak sergur (PPG, red), tetapi ingin mengabdi dan membesarkan dan memajukan lembaganya, atau lembaga peninggalan keluarga, almamater, sahabat,” sambung Imam.
Imam menjelaskan, pemanggilan guru dalam program PPG ini dilakukan melalui aplikasi Education Management Information System (Emis) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
“Pemanggilan itu langsung dari akun masing – masing PTK di aplikasi Emis GTK sebagai alat bantu verifikasi dan validasi data yang dikelola Kementerian Agama,” imbuh Imam.
Ia meminta agar para guru selalu update di Emis GTK agar bisa mengikuti program PPG dalam jabatan. Sebab, apabila ijazah guru tidak linier dengan mapel yang diampu maka pemanggilan PPG akan terkendala.
“Kalau sudah masuk Emis GTK bisa dipanggil untuk mengikuti PPG,” kata dia.
Disisi lain, Imam juga menyebutkan pertumbuhan madrasah swasta di Kabupaten Blora masih stabil dan tertib terhadap regulasi yakni hanya ada satu madrasah dalam radius 6 kilometer.
“Tapi biasanya yayasan itu membuka dua tempat pendidikan dalam satu yayasan tapi tidak di Kemenag saja, tapi juga di diknas. Biasanya MTs satunya lagi SMP atau satu membuka RA tapi juga membuat TK,” tambah Imam.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia
