10 Desa di Blora Diminta Siaga di Perlintasan Sebidang KA Tanpa Penjaga

Petugas Dinrumkimhub Blora memasang baja ditengah-tengah perlintasan sebidang Kereta Api tanpa penjaga di Kabupaten Blora. (Eko Wicaksono/Beritajateng.id)

BLORA, Beritajateng.id – 10 Desa di Kabupaten Blora diminta siaga di perlintasan sebidang Kereta Api yang ada di desa setempat. Hal itu menyusul lonjakan pengguna jalan dan tingginya perjalanan kereta api pada masa mudik dan arus balik lebaran 2025.

Kabid LLAJ Dinrumkimhub Blora, Sunyoto mengatakan bahwa hal ini merujuk Surat Edaran Dirjen Perkeretaapian tentang Penindakan Keselamatan di Perlintasan Sebidang.

Diketahui, ada 11 titik perlintasan sebidang Kereta Api yang ada di 10 desa di Blora. Pihaknya mengimbau agar warga menutup akses jalur roda empat atau mobil.

“Untuk pengawasan perlintasan sebidang kereta api tanpa palang pintu, ada sekitar 11 titik di 10 desa yang tidak dijaga,” ujar Sunyoto, Sabtu, 29 Maret 2025.

10 desa tersebut, kata Sunyoto, diantaranya adalah Desa Gabusan, Desa Jati, Desa Plosorejo, Desa Pengkoljagung, Desa Bekutuk, Desa Kadiren, Desa Sumberejo, Desa Sudung, Desa Tanduran, dan Desa Kemantren.

“Kita juga sudah mengirimkan surat ke tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jati, Randublatung, dan Kedungtuban,” ujarnya.

Selain menutup akses mobil di 11 titik tersebut, Sunyoto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk turut menjaga keamanan perlintasan sebidang Kereta Api di desa tersebut.

“Kami sudah berkoordinasi dengan camat dan kepala desa setempat yang memiliki perlintasan sebidang untuk dibantu pengawasannya,” terangnya.

Koordinasi pada momen mudik lebaran ini menurutnya penting dilakukan karena keterbatasan personil Dinrumkimhub Blora. Sehingga ia meminta bantuan pemerintah desa setempat untuk menjaga perlintasan sebidang Kereta Api.

“Kita meminta pemerintah desa untuk menjaga titik-titik perlintasan sebidang yang sebelumnya tanpa penjaga,” kata dia.

Disisi lain, Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo menuturkan bahwa untuk menghadapi arus mudik lebaran 2025, pihaknya telah melakukan penutupan 10 perlintasan sebidang Kereta Api tanpa penjaga di wilayahnya.

“Tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang Kereta Api menjadi fokus utama kami. Sehingga 10 perlintasan sebidang tanpa penjaga kami tutup,” kata Franoto.

Ia mengungkap, sepanjang 2024 KAI Daop 4 Semarang mencatat ada 26 insiden kecelakaan di perlintasan sebidang Kereta Api. Dari total itu, 14 korban meninggal dunia, 5 korban mengalami luka berat dan 14 korban lainya luka ringan.

Lebih lanjut, pada periode lebaran 2025 sebanyak 734 kereta api melakukan perjalanan. Periode tersebut berjalan selama 22 hari terhitung sejak Jumat, 21 Maret 2025 hingga Jumat, 11 April 2025.

“Setiap harinya, ada rata-rata 34 perjalanan kereta api pada periode lebaran,” tambah Franoto. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)

Exit mobile version