BLORA, Beritajateng.id – Sebanyak 17 tenaga pendidik siap mengajar di Sekolah Rakyat Kabupaten Blora. Hal itu diungkap oleh Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Rakyat Tri Yuli Setyoningrum.
“Untuk guru, saat ini telah menerima 17 guru. Itu dipilih atau seleksi oleh Kemensos (Kementerian Sosial) langsung. Semuanya sudah PPG (pendidikan profesi guru),” ujarnya, Senin, 7 Juli 2025.
Tri menjelaskan, daftar nama pendidik yang akan mengajar di Sekolah Rakyat Blora berasal dari data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI) yang kemudian diseleksi oleh Kemensos.
“Beberapa pengajar ada orang Blora, namun juga terdapat pengajar dari luar kota, seperti Brebes, Tegal, Kudus juga ada,” katanya.
Untuk status pendidik di Sekolah Rakyat itu, kata dia, yakni Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang ditetapkan dalam surat keputusan (SK). Saat ini prosesnya masih dalam pengisian daftar riwayat hidup.
“Selanjutnya, informasi sementara para guru akan menjalani retreat (pembekalan). Kalau kepala sekolah dilakukan di Jakarta, kalau untuk guru nanti di daerah,” terangnya.
Selain itu, penerapan kurikulum Sekolah Rakyat akan tetap menggunakan kurikulum merdeka, seperti SMA pada umumnya. Namun beberapa pendidikan di Sekolah Rakyat akan menjadi kurikulum pembeda dari sekolah pada umumnya.
“Nanti ada kurikulum kepemimpinan dan kurikulum life skill,” katanya.
Dalam pembelajarannya, ia mengungkap akan ada pembelajaran digital untuk para siswa Sekolah Rakyat. Bahkan setiap siswa mendapatkan satu unit laptop guna menunjang literasi digital.
“Rencananya masing-masing mereka (siswa) akan mendapatkan entah itu tablet atau laptop untuk pembelajaran digital,” tandasnya.
Sebagai informasi, Sekolah Rakyat di Kabupaten Blora dibuka untuk jenjang SMA. Saat ini telah ada 50 siswa dari keluarga miskin desil 1 dan 2 yang dibagi menjadi dua rombongan belajar.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil