BLORA, Beritajateng.id – Sebanyak 50 calon siswa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) telah mendaftar di program Sekolah Rakyat di Kabupaten Blora.
“Sejauh ini, sudah ada 50 calon siswa dari keluarga prasejahtera yang mendaftar. Mereka akan dibagi ke dalam dua rombongan belajar (rombel) jenjang SMA,” ujar Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Proyek Yodya-Virama KSO Andry Sulistyawan, Senin, 30 Juni 2025.
Andry mengungkap pembangunan Sekolah Rakyat di Kabupaten Blora merenovasi bangunan SD negeri 4 Balun, Kecamatan Cepu, yang terbengkalai sekitar dua tahun belakangan. Namun pembangunan itu sudah mencakup beberapa fasilitas umum yang akan digunakan operasional sekolah rakyat.
“Fasilitas yang telah dibangun meliputi asrama putra dan putri, MCK terpisah, asrama guru, tempat ibadah, ruang kelas, laboratorium, lapangan upacara, ruang makan, perpustakaan, UKS dan sarana pendukung lainnya,” terangnya.
Saat ini progres pembangunan, kata dia, telah mencapai 88,123 persen dan akan dilaunching pada 10 Juli 2025 mendatang.
Menurutnya saat ini sudah masuk pada tahap finishing di beberapa titik. Sehingga ia menargetkan sekolah tersebut dapat digunakan sesuai jadwal yang ditetapkan.
“Saat ini memasuki tahap pekerjaan untuk paving lapangan, cleaning, dan finishing,” jelas Andry.
Ia menilai lokasi sekolah rakyat di Blora sangat strategis karena berada di pusat Kecamatan Cepu. Bangunan sekolah berdampingan dengan Kantor Lurah Balun dan fasilitas umum lainnya.
“Jaraknya hanya sekitar 200 meter dari Terminal Tipe A Cepu, serta lima menit dari Stasiun Cepu,” sambungnya.
Adapun anggaran pembangunan bersumber dari Satuan Kerja Direktorat Infrastruktur Dukungan Pendidikan, Ditjen Prasarana Strategis Kementerian PUPR, dengan total nilai Rp 322 miliar untuk 65 sekolah di 24 provinsi.
Sebagai informasi tambahan, Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto sejak Maret 2025, mulai direalisasikan di beberapa daerah.
Kabupaten Blora menjadi salah satu lokasi pelaksana tahap pertama dengan membangun sekolah berasrama gratis jenjang SMA sederajat. Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, dari desil 1 dan 2 data DTKS atau DTSEN.
Pembangunan sekolah itu, menggunakan aset milik Pemkab Blora yang telah terbengkalai. Pembangunan dilakukan melalui sinergi antara Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Pemerintah Kabupaten Blora.
Jurnalis: *Eko Wicaksono
Editor: Utia Lil