BLORA, Beritajateng.id – Warga Desa Karangtalun, Kecamatan Banjarrejo mengembalikan sebanyak 172 porsi makan bergizi gratis (MBG) untuk kelompok B3 yakni ibu hamil (bumil), bayi lima tahun (balita), dan ibu menyusui (busui) pada Senin, 6 Oktober 2025.
Berdasarkan keterangan Kepala Desa Karangtalun, Srihati mengatakan bahwa pengembalian MBG terjadi karena pengiriman telat dan kualitas makanan yang dinilai tidak layak.
Srihati mengungkapkan kekecewaannya terhadap program yang seharusnya membantu meningkatkan gizi warganya. Ia menjelaskan pengiriman MBG pada hari itu baru tiba pukul 13.00 WIB.
“Sesuai jadwal, menu seharusnya tiba sebelum zuhur, sekitar pukul 11.00. Saya bahkan sudah menelepon dan menegaskan jika kiriman datang lebih dari jam 11 siang, tidak akan kami terima,” ujarnya saat dimintai keterangan pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Selain soal keterlambatan, warga juga kecewa dengan kualitas dan rasa makanan yang jauh dari harapan. Srihati membeberkan keluhan warga mengenai menu yang disajikan, seperti tempe godok dan oseng-oseng kulit jagung atau klobot dengan tauge yang dianggap tidak pantas untuk balita.
“Makanannya tidak enak sama sekali. Masa balita dikasih oseng-oseng klobot? Sudah banyak laporan, makanannya tidak ada rasanya,” keluhnya.
Persoalan ini menambah daftar panjang keluhan terhadap Dapur SPPG Sidomulyo yang menjadi penyedia MBG di wilayah tersebut, yang belakangan menjadi sorotan karena masalah kebersihan.
“Dapur Sidomulyo yang sedang viral itu, tempatnya jorok sekali. Kondisi seperti itu ya tidak higienis,” tegas Srihati.
Ia bahkan menceritakan pengalaman pahit yang menimpa cucunya sendiri.
“Cucu saya sempat diare akibat makan mi basi,” ungkapnya.
Di sisi lain, masalah logistik juga menambah kerumitan. Paket MBG diturunkan di balai desa untuk selanjutnya diambil oleh warga. Sebagai gantinya, petugas dapat upah Rp500 per paket.
Ia juga menyoroti insentif yang tidak sepadan dengan tanggung jawabnya. Menurutnya upah tersebut bahkan sudah dua minggu belum dibayarkan.
“Kalau suruh mengantar, nanti kalau hilang suruh ganti. Siapa yang mau, Mas?” terang Srihati.
Untuk menu Kamis, 9 Oktober 2025, Srihati mengungkap menu yang dibagikan di antaranya adalah nasi, ikan lele, irisan mentimun, daun kol, sambal, semangka, dan susu.
Menyikapi masalah ini, Srihati berharap ada evaluasi dalam pengelolaan program MBG. Ia mengusulkan agar pengelolaan diserahkan kepada pemerintah desa melalui Koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Harapan kami, lebih baik diserahkan ke koperasi atau BUMDes agar diolah oleh masing-masing desa. Pasti akan lebih sehat, lebih bersih, dan lebih terjamin,” pungkasnya.
Sementara itu, Jalal mitra MBG Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo belum memberikan respons terkait hal tersebut. Pesan maupun telepon oleh wartawan belum juga dibalas dan tidak diangkat.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia