Mangkrak 2 Tahun, Pembangunan Taman Budaya Cepu di Blora Belum Dibahas

MANGKRAK: Kondisi taman TBC Cepu, Kabupaten Blora. (Eko Wicaksono/Beritajateng.id)

BLORA, Beritajateng.id – Kabid Bangunan Dinas PUPR Blora, Muhamad Arif Hidayat, mengungkap belum ada rencana pembahasan pembangunan Taman Budaya Cepu (TBC) lantaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora belum menyinggung hal itu. Padahal taman tersebut diketahui telah mangkrak sekitar dua tahun.

“Taman TBC belum ada (pembahasan),” ujar Arif, Kamis, 19 Juni 2025. 

Taman TBC sebelumnya, kata dia, diharapkan menjadi pusat kegiatan perekonomian baru untuk mendukung kawasan Cepu Raya kedepan. Taman itu dibangun pada pertengahan 2023. Namun untuk kelanjutan pembahasan belum pernah dilakukan hingga kini.

Menurutnya pembangunan itu harus dibahas lintas sektoral, dan diinisiasi oleh asisten perekonomian dan pembangunan, sehingga kelanjutan atas pembangunan tersebut dapat dilanjutkan.

Arif menyebut pembangunan Taman TBC telah menelan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar atau Rp 2.525.000.000 yang bersumber dari APBD Kabupaten Blora pada 2023. 

Lebih lanjut, Detail Engineering Design (DED) untuk Master Plan kawasan TBC yang telah disusun diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 113 miliar (Rp 133.686.000.000).

“Kawasan itu nantinya akan memakan luasan lahan sebesar 8,35 hektar di lahan milik Pemkab Blora,” sambung dia.

Anggaran Rp 2,5 miliar itu, kata dia, digunakan untuk pembangunan paving pada taman, sarana prasarana termasuk penyediaan lampu di taman tersebut. 

“Kalau kayu jatinya hibah dari Perhutani. Yang banyak itu tanah urug untuk taman tersebut, karena membutuhkan banyak tanah. Estimasi kedalaman 70 hingga 80 centimeter,” ujarnya.

Sebagai informasi tambahan, taman TBC yang dibangun di Jalan by Pass, Cepu, saat ini belum ada gedung dan masih berupa hamparan.

Dari data yang diterima wartawan Lingkar, beberapa rencana pembangunan kawasan TBC meliputi, gerbang dan latar penerima, alun-alun, latar seni dan kreasi, pendopo atau hall serbaguna, museum, padepokan budaya, fasilitas akomodasi, komplek masjid, furniture-pengkondisian udara, utilitas kawasan, serta jalan lingkungan dan parkir.

Jurnalis: *Eko Wicaksono
Editor: Utia Lil

Exit mobile version