Produksi Air Bersih PDAM Blora Terganggu Akibat Sungai Bengawan Solo Tercemar

Blora 23

Kondisi air Sungai Bengawan Solo di Blora yang tampak keruh, Senin (29/9). (Lingkar Network/Beritajateng.id)

BLORA, Beritajateng.id – Kualitas air baku di Sungai Bengawan Solo Kabupaten Blora mengalami penurunan akibat tercemar. Hal ini menyebabkan produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta Blora mengalami gangguan. 

Direktur PDAM Tirta Amerta Yan Riya Pramono menjelaskan bahwa turunnya kualitas air baku disebabkan meningkatnya konsentrasi limbah di sungai, sehingga air semakin keruh. 

“Kondisi saat ini, air Bengawan Solo keruh akibat limbah. Karena curah hujan rendah, konsentrasi polutan meningkat sehingga air yang masuk ke instalasi pengolahan berwarna pekat menyerupai air teh,” ungkapnya.

Menurut Yan, hal itu membuat proses produksi air bersih terkendala besar. Jika kapasitas produksi dimaksimalkan, kualitas air yang dihasilkan tidak memenuhi standar.  

“Maka produksi terpaksa kita kurangi agar kualitas tetap terjaga,” jelasnya. 

PDAM mencatat kapasitas produksi air di Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Cepu yang biasanya mencapai 8.640 m³ per hari, kini menurun sekitar 30 persen. Meski demikian, seluruh pelanggan masih terlayani, hanya saja jam pelayanan air bersih berkurang. 

Untuk memastikan kualitas sesuai Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 tentang standar air bersih, ia mengungkap PDAM harus meningkatkan penggunaan bahan kimia. 

“Biaya bahan kimia naik hingga 300 persen. Pemakaian kaporit dan penggunaan bahan penjernih lainnya seperti PAC,” terang Yan.

Selain itu, PDAM juga telah menambah ketebalan filter instalasi dan membubuhkan bahan kimia tambahan guna memperbaiki kualitas air. Namun hingga kini, teknologi yang mampu mengurai warna akibat limbah belum tersedia.

“PDAM hanya berfungsi mengolah air baku menjadi air bersih, bukan mengolah limbah,” tegasnya.

Untuk menjaga pasokan air baku, keberadaan Waduk Randugunting (untuk pelayanan Kecamatan Blora) serta Bendung Gerak Karangnongko dinilai sangat membantu dalam meminimalisir penurunan kualitas dan kuantitas air.

Selain itu, Yan mengungkap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora sudah memasang alat pantau kualitas air (Onlimo), sementara pihak Jasa Tirta juga rutin mengirim laporan jika terjadi penurunan kualitas di Bengawan Solo.

Meski menghadapi tantangan besar, PDAM Tirta Amerta Blora menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan pelayanan.

“Kami ingin cakupan pelayanan air bersih bisa menjangkau daerah-daerah yang saat ini belum terlayani,” ujar Yan.

Atas gangguan layanan yang dialami pelanggan, PDAM menyampaikan permohonan maaf.

“Kami mohon maaf apabila pelayanan belum maksimal. Namun kami terus berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Yan.

Jurnalis: *Red
Editor: Tia

Exit mobile version