BLORA, Beritajateng.id – Puluhan warga Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, melakukan aksi penghadangan kendaraan alat berat milik Pertamina EP 4 Cepu Field Zona 11, yang hendak ke tempat penambangan sumur di desa setempat, Kamis, 12 Juni 2025.
Aksi itu dipicu kegelisahan warga setempat atas aktivitas industri minyak yang menggunakan kendaraan berat. Namun pihak Pertamina dinilai tidak pernah turut andil dalam perbaikan jalan yang dilalui.
Sutikno, perwakilan massa aksi menyebut bahwa akses jalan tersebut merupakan jalur utama yang dilalui kendaraan Pertamina. Jalur itu menghubungkan Pos Ngodo BKPH Kalisari hingga Dukuh Ngodo.
Saat ini, kata dia, kondisinya mengalami kerusakan sepanjang kurang lebih 4 kilometer, termasuk sebuah jembatan yang terdampak.
Masyarakat setempat menilai fatalitas kerusakan jalan diakibatkan oleh aktivitas pengangkutan minyak menggunakan vacuum truck milik Pertamina.
“Jalur utama antar desa ini setiap hari dilalui alat berat milik Pertamina. Dari Pos Ngodo ke Desa Ngodo sekitar 3 kilometer, dan dari Semanggi ke Ngodo jalan rusak sepanjang 1 kilometer,” ungkap.
Menurutnya, dampak dari kerusakan jalan ini sangat mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat setempat. Bahkan ia sedih karena mobilitas pelajar desa setempat melalui jalur rusak tersebut.
“Mobilitas warga jadi sangat terganggu, apalagi saat musim hujan. Akses jalan becek dan licin, bahkan jembatan juga mengalami kerusakan,” ujarnya.
Sutikno menyebut, aksi serupa pernah dilakukan pada 2018. Namun hingga kini belum ada solusi memuaskan dari pihak Pertamina.
“Warga selama ini tambal sulam jalan dengan grosok dari hasil panen, tapi itu tidak cukup. Jalan ini digunakan bersama, baik oleh warga maupun pihak Pertamina,” sambungnya.
Pihaknya berharap ada tanggung jawab sosial dari perusahaan untuk memperbaiki akses jalan ini secara permanen, baik dibangun aspal, maupun betonisasi.
Selain kondisi jalan yang buruk, warga juga mengeluhkan kondisi penerangan jalan umum demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan saat melintas pada malam hari.
“Prioritas perbaikan jalan, namun saat ini juga penerangan jalan juga tidak ada,” ujarnya.
Ia mengungkapkan aktivitas Pertamina sudah terjadi sejak lama, bahkan sejak zaman Belanda. Namun ia mengaku tanggung jawab sosial maupun bantuan CSR tidak pernah dirasakan.
“Program Pertamina tidak pernah tahu, baik itu CSR maupun bantuan sosial lainnya. Kalau ke pihak desa kita tidak mengetahui,” tuturnya.
Di lokasi aksi, tampak pula perwakilan dari Pertamina EP 4 Cepu Zona 11. Namun saat dimintai keterangan oleh awak media, mereka enggan memberikan tanggapan.
Sementara itu, Kepala Desa Semanggi, Kasno, menyebut pihak Pertamina menanggapi dengan baik tuntutan warga. Namun ia mengungkap untuk program CSR atau tanggung jawab sosial tidak pernah diterima selama ia menjabat.
“Untuk tuntutan warga disetujui (perbaikan jalan). Namun untuk bantuan CSR selama saya menjabat tidak pernah ada,” ujar Kasno.
Jurnalis: *Eko Wicaksono
Editor: Utia Lil