Pemkot Semarang Kaji Penggunaan Bus Listrik untuk Atasi Polusi

Semarang 11

Bus Trans Semarang saat berhenti di salah satu halte Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang. (Lingkar Network/Beritajateng.id)

SEMARANG, Beritajateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang mengkaji penggunaan bus listrik untuk mengatasi masalah polusi asap tebal yang sering muncul pada armada Trans Semarang.

Kepala Dishub Kota Semarang, Kusnandir mengatakan, terdapat dua unit bus listrik yang sedang diuji coba dan digunakan untuk keperluan kegiatan Pemkot, namun belum diterapkan untuk transportasi umum.

“Kami memiliki dua bus listrik, tapi masih dipakai untuk kegiatan lain seperti pelayanan tamu atau kegiatan Pemkot,” ujarnya, Minggu, 21 September 2025.

Dalam kajian penggunaan bus listrik, pihaknya sedang menyusun analisis Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan kontur jalan di Semarang.

Ia mencontohkan beberapa rute di Trans Semarang yang melintasi daerah dengan tanjakan dan turunan, seperti di Ngaliyan, Gunungpati, dan Banyumanik. Menurutnya di daerah itu perlu evaluasi teknis agar keselamatan penumpang dan pengguna jalan tetap terjaga.

“Kami perlu melakukan evaluasi teknis karena ada beberapa rute yang cukup menantang dengan medan tanjakan dan turunan,” tambahnya.

Pemkot Semarang berharap mendapat dukungan dan bantuan dari Pemerintah Pusat terkait pengadaan bus listrik dan pembangunan infrastruktur pendukung agar rencana ini dapat terwujud.

“Kami berharap mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk pengadaan bus listrik tahun depan dan semoga pembangunan dedicated line juga bisa segera terealisasi,” katanya.

Selain itu, ia mengungkap saat ini Trans Semarang yang dikenal dengan sebutan cumi-cumi darat karena asap tebalnya memiliki 285 unit armada, mulai dari bus feeder hingga bus besar.

Ia mengatakan, Pemkot Semarang sudah mengganti 65 bus bermesin Euro 2 berbahan bakar solar dengan mesin Euro 4 sebagai bagian dari upaya peremajaan armada dan menanggapi keluhan warga soal polusi asap.

“Kami telah mengganti 65 mesin bus dari Euro 2 ke Euro 4 di antara 285 armada yang kami miliki,” katanya.

Jurnalis: *Red
Editor: Tia 

Exit mobile version