SEMARANG, Beritajateng.id – Sejumlah wilayah di Kota Semarang dilanda banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari. Ketinggian banjir bervariasi bahkan mencapai 50 centimeter, seperti di Muktiharjo Kidul, Tlogosari Kulon, dan Terboyo Kulon,
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Suwarto menyebut, pihaknya telah mengerahkan seluruh pompa untuk mempercepat proses penyurutan air, terutama di kawasan yang menjadi akses vital nasional.
“Jadi kemarin intensitas hujan cukup tinggi, di atas 100 milimeter per detik. Semua pompa yang kami miliki kami kerahkan, termasuk empat unit mobil pompa dan enam unit pompa berkapasitas 250 liter per detik,” ujarnya, Kamis, 23 Oktober 2025.
Selain pompa milik DPU, bantuan juga datang dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang mengoperasikan empat pompa portable berkapasitas 1.000 liter per detik, dua unit pompa berkapasitas 250 liter per detik, serta tambahan dari pihak BPOM dan instansi lainnya.
Namun, menurut Suwarto, upaya penanganan belum bisa optimal karena beberapa pompa masih dalam tahap konstruksi maupun perbaikan.
“Pompa di wilayah Waru sedang dalam konstruksi oleh Kementerian PUPR, dan dari BBWS hanya satu unit yang berfungsi. Jadi memang belum bisa maksimal,” jelasnya.
Suwarto menyebut, kendala teknis seperti proyek Tol Semarang–Demak juga mempengaruhi aliran air ke laut, sehingga memperlambat penanganan banjir.
“Konstruksi tol itu membuat air laut seperti terbendung, sehingga aliran tidak bisa langsung ke laut. Ini akan dibahas dalam rapat bersama Ibu Wali Kota dan para stakeholder terkait, termasuk BUMN dan BBWS,” katanya.
Ia menambahkan, pompa-pompa lama milik BBWS juga mengalami kerusakan karena suku cadangnya sudah tidak tersedia.
“Sudah dilakukan penggantian tiga dari empat unit pompa. Sekarang tinggal menunggu instalasi listrik dari PLN. Panelnya sudah siap, tinggal pasokan listrik dan trafo,” katanya.
Jika seluruh pompa berfungsi normal, kata dia, kapasitas rumah pompa bisa mencapai 12.000 liter per detik. Namun, saat ini yang beroperasi hanya sebagian kecil.
“Dari enam unit pompa besar yang ada, hanya dua yang menyala. Di Sringin juga baru dua yang berfungsi,” ungkapnya.
Meski begitu, Suwarto mengatakan pihaknya tetap berupaya maksimal dengan menambah pompa portable di beberapa titik rawan.
“Total ada sepuluh pompa portable yang aktif, termasuk mobil pompa dengan dua unit di setiap kendaraan. Ini membantu mempercepat penyurutan genangan,” tambah Suwarto.
Terkait area yang masih rawan banjir, Suwarto menyebut beberapa titik masih perlu diwaspadai, seperti Rogosari, Mudiarjo Kidul, Mudiarjo Lor, Bangetayu Kulon dan Wetan, Genuk, hingga Trimulyo.
Ia berharap, setelah seluruh pompa baru terpasang dan sistem kelistrikan aktif, penanganan banjir di Semarang akan lebih cepat dan efisien.
“Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini instalasi listrik bisa selesai, sehingga seluruh pompa bisa beroperasi maksimal,” katanya.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia
