KUDUS, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus mengeluarkan imbauan tegas terkait keselamatan pendaki Gunung Muria, khususnya melalui jalur ekstrem seperti Jalur Naga menuju Natas Angin.
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris mengatakan pihaknya berencana memberi pelatihan bagi pemandu serta akan menambah fasilitas keselamatan seperti papan peringatan, pos pengawasan, dan gelang GPS sebagai alat pelacak jika pendaki tersesat.
Dalam hal ini, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris mendorong peran aktif desa dengan membuka peluang bagi BUMDes atau Karang Taruna untuk mengelola jalur pendakian secara profesional.
Ia juga menekankan pentingnya prosedur registrasi pendaki dan kepatuhan terhadap tata tertib.
“Kami datang langsung untuk memastikan keselamatan para pendaki. Semua harus terdaftar dan menyerahkan identitas. Ini penting agar kita bisa bertindak cepat jika terjadi insiden,” ujar Sam’ani saat meninjau Pos Pendakian Rahtawu, Kecamatan Gebog, baru-baru ini.
Menurutnya, proses registrasi bukan sekadar formalitas, tapi merupakan bagian dari sistem pengawasan dan tanggung jawab bersama.
Keselamatan, kata dia, harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak, baik pendaki, pengelola, maupun pemerintah desa.
Kesiapan fisik dan mental bagi pendaki menurutnya juga penting sebelum memilih jalur pendakian, terutama Jalur Naga yang dikenal menantang dan berisiko tinggi.
“Jangan memaksakan diri. Jalur itu ekstrem. Harus ada pendamping yang paham medan dan siap membantu,” tegasnya.
Selain itu, ia mengingatkan agar pendaki menjaga kelestarian alam, tidak membuang sampah sembarangan, dan menghormati kawasan hutan Gunung Muria.
“Wisata pendakian harus aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Kalau dikelola baik, manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat,” katanya.
Bupati berharap, sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan Pemkab Kudus dapat menciptakan ekosistem wisata pendakian yang tidak hanya menarik, tetapi juga selamat dan berkelanjutan.
Jurnalis: *Mohammad Fahtur Rohman
Editor: Utia Lil