KUDUS, Beritajateng.id – Pengelola wisata air di Kabupaten Kudus diimbau untuk meningkatkan keterampilan water rescue atau tindakan penyelamatan apabila terdapat kejadian tidak terduga, seperti wisatawan tenggelam.
Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kudus, Ahmad Munaji menegaskan keterampilan ini penting untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan.
Ia mengatakan, kemampuan pertolongan pertama harus dimiliki setiap pengelola wisata air. Tujuannya agar pengelola wisata air dapat bertindak cepat, tepat, dan aman jika terjadi kondisi darurat.
“Penolong pertama yang paling dekat itu adalah diri sendiri dan lingkungan sekitar. Maka pengelola harus punya keterampilan dasar untuk bertindak cepat sebelum bantuan datang,” ujarnya.
Munaji menyarankan agar setiap pengelola wisata air bisa mengadakan pelatihan water rescue secara rutin. Tujuannya supaya bisa meningkatkan keterampilan dan kewaspadaan terhadap kecelakaan di tempat wisata air.
“Minimal enam bulan sekali ada pelatihan ulang agar SOP tetap diingat dan keterampilan tidak hilang,” katanya.
Pelatihan water rescue, kata dia, contohnya yakni terkait penyelamatan korban tenggelam, evakuasi menggunakan perahu karet (LCR) serta SOP jalur evakuasi medis.
Ia juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan dalam penerapan standar keselamatan, seperti pengecekan rutin speedboat, kelengkapan pelampung, dan edukasi kepada wisatawan.
“Keselamatan bukan hanya soal alat, tapi juga soal sikap dan kebiasaan,” tegasnya.
Munaji pun turut mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ragu menggunakan layanan darurat milik BPBD Kabupaten Kudus jika terjadi kecelakaan air.
“Dimanapun berada baik di kawasan wisata, hutan, atau lainnya cukup tekan 112 tanpa pulsa dan tanpa kode area. Petugas akan merespons sesuai lokasi,” katanya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil