KUDUS, Beritajateng.id – Jumlah kasus penyakit stroke di Kudus terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, stroke menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, Pujianto membeberkan, sejak tahun 2023 jumlah pasien pengidap stroke terus melonjak, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Pasien rawat jalan, kata dia, mengalami lonjakan jumlah yang cukup signifikan di tiga tahun terakhir, mulai sebanyak 14.800 pasien pada 2023 kemudian meningkat menjadi 27 ribu pasien pada 2024. Sementara per September 2025 jumlahnya telah mencapai 24.887 pasien rawat jalan.
Sedangkan pasien rawat inap tercatat ada sebanyak 2.243 pada 2023 yang kemudian bertambah sebanyak 2.952 kasus pada 2024, dan sebanyak 2.358 kasus hingga September 2025.
“Faktor gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab pasien rentan menderita stroke,” kata Pujianto usai Peringatan hari Stroke Sedunia di RS Mardi Rahayu, Rabu, 29 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, stroke merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dengan angka kematian 131,8 jiwa per 100.000 penduduk. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebanyak 8.3 per 1.000 penduduk Indonesia terkena penyakit stroke.
“Salah satu layanan unggulan RS Mardi Rahayu selain menjadi Pusat Pelayanan Kecelakaan adalah Penanganan Stroke Terintegrasi. Kami berkomitmen memberikan layanan stroke dengan jalur cepat atau khusus (Fast Track) untuk memastikan bahwa periode emas waktu penatalaksanaan stroke selama 4,5 jam dari serangan pertama dapat tercapai,” terangnya.
Pujianto menyebut, dengan kecepatan waktu diagnostik melalui pemeriksaan CT Scan Kepala dan pemberian terapi yang tepat dalam periode emas itu, diharapkan dapat menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat stroke.
“Selama pelayanan perawatan stroke terintegrasi, pasien akan dirawat di ruangan unit stroke yang merupakan ruang perawatan khusus pasien-pasien stroke. Para keluarga akan mendapat edukasi cara perawatan pasien stroke selama masa rawat inap, dengan harapan saat pulang ke rumah, keluarga dapat terus mendukung para penyintas stroke dalam menghadapi keterbatasan fisik yang terjadi,” pungkasnya.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia


















