PATI, Beritajateng.id – Pondok Pesantren (Ponpes) Gerdosowo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati didirikan oleh seorang Mursyid Maulana Syeh Dicky Rizaldi Aziz Indrawan. Ponpes ini menganut Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah. Menurut Sekretaris pondok, Ustad Nurrokhim, ciri khas pondok ini tidak terlepas dari proses pendekatan Sang Mursyid terhadap para muridnya.
Nurrokhim mengatakan bahwa dalam perjalanan dakwah yang dilakukan Sang Mursyid sering mendekati sejumlah orang yang dianggap memiliki image negatif di masyarakat.
Disebutkan oleh Nurrokhim, Sang Mursyid sering bergaul dengan para mantan penjahat dan pemabuk. Namun dalam proses pendekatan itu, beberapa orang dapat berubah dan dikatakan bertobat serta ikut dalam Thoriqoh.
Baca Juga
Bersihkan Lumpur Pasca Banjir, Damkar Pati Kerahkan 6 Armada
“Di bawah bimbingan Sang Mursyid, para pemabuk itu kemudian disadarkan rohaninya. Dari yang mulanya kurang baik pemabuk, semuanya dikumpuli. Beliau membaur dengan para pemuda hingga para pemuda itu taubat, lalu dikumpulkan dalam satu tempat untuk melakukan perjalanan rohani,” ujarnya.
Lanjutnya, di awal perjalanan dakwah beliau itu terbentuklah suatu majelis yang berawal dari tempat yang sangat sederhana sekali, yakni gubuk yang terbuat dari bambu di tahun 2014.
Di tahun berikutnya, pembentukan Ponpes itu semakin berkembang. Pada tahun 2015, santri pun kian bertambah.
“Mereka datang dari mantan-mantan orang yang kurang binaan, sehingga dibina di Thoriqoh dan ikut mendalaminya. Tahun 2016, jamaah Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah yang ada di Ponpes Gerdosowo semakin berkembang dan meningkat. Masyarakat sudah mulai berminat, meski pada awalnya dianggap sesat,” terangnya.
Pada tahun 2018, santri pun datang dari berbagai daerah. Para santri dikatakan oleh Nurrokhim ada yang dari Pati, Kudus, Rembang, Jepara, bahkan Solo dan Bantul Yogyakarta.
Baca Juga
Sosialisasi Bahaya Narkoba, Rutan Rembang Gandeng Satres Narkoba Polres Rembang
“Hampir seluruh daerah di Jawa Tengah sudah kita kenalkan dengan Thoriqoh ini. Alhamdulillah dengan ketekunan dan kesabaran Sang Mursyid atau Guru kita, sehingga anak-anak muda mulai menyukai Thoriqoh ini,” ujarnya.
Sampai saat ini, jamaah yang ada kurang lebih empat ratus lebih. Untuk amalan-amalan yang biasa secara rutin diselenggarakan di Ponpes ini adalah khataman dan sholawatan di malam Jumat. Juga pada Jumat Legi wajib mengikuti manakib Tuan Syeh Abdul Qodir Al Jaelani.
Untuk amalan keseharian berupa Dzikir Jahr dan Koffi. Kedua dzikir itu menurut Nurrokhim merupakan amalan khusus dari Qodiriyah wa Naqsabandiyah. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)