PATI, Beritajateng.id – Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Pati meminta gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk menyimpan gabah kering di lumbung pangan saat harga rendah. Mereka dianjurkan untuk menjual gabah ketika harga sedang naik.
“Pada intinya kelompok-kelompok ini kita minta untuk menunda jual atau disimpan. Jadi gabah ini disimpan, dikelola oleh kelompok, pada saat harganya jatuh disimpan, nanti kalau harganya tinggi dijual lagi, dijadikan cadangan pangan,” ujar Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Disketapang Pati, Aldonny Nurdiansyah, Rabu, 16 Juli 2025.
Doni mengatakan, setidaknya terdapat 50 lumbung pangan di Kabupaten Pati yang sudah disediakan Disketapang melalui gapoktan. Gapoktan-gapoktan tersebut telah mendapatkan bantuan baik berupa tempat penggilingan, alat penjemur gabah, hingga stimulan untuk pembelian gabah.
Selain itu, menurutnya ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Sehingga gapoktan harus ikut berperan dengan menyediakan gabah kering giling di lumbung pangan.
“Jadi kita coba ramu bareng-bareng dengan pemerintah desa untuk kedepannya kelompok-kelompok gapoktan ini mempunyai cadangan pangan, bekerjasama dengan desa,” ungkapnya.
Doni juga mengaku telah berupaya mengajukan penambahan cadangan pangan ke Bupati Pati meskipun saat ini pemerintah tengah melakukan efisiensi anggaran.
“Walaupun ada efisiensi anggaran, harapan kami pengadaan gabah ini menjadi mandatori, suatu kegiatan wajib karena ketersediaan pangan itu kita tetap minta tambahan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, per Januari-Juni 2025 ketersediaan cadangan pangan berupa gabah kering giling sebanyak 71 ton atau setara 42 ton beras. Sedangkan pada 2024 lalu kurang lebih terdapat 140 ton gabah kering giling. Jumlah tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Bappenas tahun 2023 dengan jumlah ideal 250 ton gabah kering giling.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil