Unik! Warga Bogotanjung Pati Adakan Perang Nasi Berkat di Sedekah Bumi

Warga saling lempar nasi berkat dalam acara sedekah bumi di Desa Bogotanjung, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Kamis, (22/5). (Setyo Nugroho/Beritajateng.id)

PATI, Beritajateng.id – Warga Desa Bogotanjung, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati memiliki tradisi unik dalam merayakan sedekah bumi. Mereka melaksanakan perang nasi berkat sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang didapat selama setahun.

Sebelum melakukan tradisi perang berkat, masyarakat berbondong-bondong membawa nasi dan lauk seperti tempe, tahu, mie dan lain sebagainya ke punden desa. Selain itu, sejumlah warga juga membawa gunungan dari rumah kepala desa.

Setelah para warga berkumpul, seorang dalang didampingi kepala dan perangkat desa memainkan wayang kulit di dalam punden desa. Mereka juga memanjatkan doa kepada sang pencipta agar nasi berkat yang dibawa mendapatkan keberkahan.

Ketika dalang selesai memainkan wayang dari dalam punden dan tokoh agama selesai mendoakan berkat yang dibawa warga, tradisi perang berkat dimulai.

“Acara sedekah bumi. Ini Asahan (nasi berkat), menunya mie gorengan, tahu, tempe. Katanya orang tua itu biar bertambah makanan kita. Sebelumnya didoakan dulu, setelah itu baru dilempar,” ungkap salah satu warga setempat, Prio, Kamis, 22 Mei 2025.

Sementara itu, Kades Bogotanjung, Budiarto, mengatakan tidak ada pertikaian yang timbul diantara warga meskipun saling melempar nasi berkat. Para warga justru menganggap bahwa lemparan nasi berkat yang mengenai badan sebagai keberkahan.

“Sudah tradisi, jadi kita ya maklum, dilempari kayak apa bilangnya berkah malah, kalau tidak kena malah tidak berkah kalau tradisi orang sini,” ujarnya.

Menurutnya, tradisi yang dilaksanakan setahun sekali ini sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka dahulu. Hingga kini masyarakat masih melestarikan tradisi unik perang berkat ini.

“Sejarahnya itu tawuran nasi itu kita menandakan kalau sudah berlebihan. Jadi bumi juga merasakan juga. Akhirnya tabur-tabur itu, bukan kita saja yang merasakan, tapi bumi merasakan juga,” ungkapnya.

Melalui tradisi perang nasi berkat ini, warga berharap hasil bumi yang didapatkan semakin melimpah dan mendapatkan keberkahan dari sang pencipta.

Jurnalis: Setyo Nugroho
Editor: Utia Lil

Exit mobile version