Bupati Harno Akui Kualitas Tembakau di Rembang Menurun Imbas Cuaca

Rembang 23

Bupati Harno bersama jajarannya meninjau lahan tembakau di Desa Karangharjo, Kecamatan Sulang, Senin (29/9). (Muhammad Faalih/Beritajateng.id)

REMBANG, Beritajateng.id – Bupati Harno mengakui adanya penurunan kualitas hasil panen tembakau di Kabupaten Rembang tahun ini. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh kondisi cuaca yang lembab. 

“Saat ini ada sedikit cuaca yang kurang, posisi basah sehingga ketebalan daunnya itu ada perbedaan dengan tahun-tahun kemarin,” ujarnya saat meninjau hasil panen tembakau di Desa Karangharjo, Kecamatan Sulang, Senin, 29 September 2025.

Ia menuturkan berdasarkan informasi dari pihak pembeli tembakau yakni PT. Sadana, menyebutkan bahwa kualitas daun tembakau tahun ini menurun akibat unsur kelembapan udara yang tinggi.

Sementara itu, ia mengungkap bahwa harga jual tembakau dari para petani sangat bergantung pada kualitas yang dihasilkan. 

“Kalau kualitasnya bagus, harganya menyesuaikan. Tapi karena kualitasnya menurun, harganya juga mengikuti,” jelasnya.

Meskipun demikian, Bupati Harno menegaskan komitmennya untuk tetap mendengar dan mengakomodasi usulan-usulan dari petani tembakau.

“Usulan dari petani tetap akan diakomodir. Apalagi saya sebagai Bupati memang memikirkan rakyat, dari mulai petani dan semuanya akan diakomodasi,” tegasnya.

Menanggapi kemungkinan kerjasama dengan pabrik rokok seperti Sampoerna, Bupati Harno mengatakan komunikasi akan dilakukan. Namun ada beberapa hal yang masih harus dipertimbangkan, terutama terkait kebutuhan tenaga kerja.

“Karena saat ini untuk mencari tenaga kerja, apabila menanam bareng-bareng, panen bareng-bareng, itu mencari tenaga kerja sudah agak kesulitan. Apabila di sini buat lagi, maka akan diperhitungkan, apakah kesulitan atau tidak,” ungkapnya.

Bupati Harno juga menyoroti pentingnya penggunaan alat dan mesin modern dalam proses pengolahan tembakau. Ia menyebut, dengan adanya alat penjemur otomatis bisa mengurangi kebutuhan tenaga kerja hingga tiga orang per hari.

“Mesin pencacah tembakau sekarang juga sudah bagus, dulu manual sekarang sudah pakai mesin,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengatakan, luas lahan tembakau tahun ini mengalami peningkatan dari 7.400 hektar menjadi 8.400 hektar. Namun, ia mengakui bahwa produksi menurun akibat cuaca.

“Beberapa memang tidak bisa panen secara bagus. kualitas kami konfirmasi Sadana memang betul ada penurunan karena cuaca, tapi di panen-panen terakhir ketika matahari sudah mulai terik bisa meningkat lagi,” ujar Iwan

Ia mengatakan laporan akhir panen akan disampaikan oleh pihak Sadana di akhir tahun.

Dari sisi harga, Iwan menyebutkan bahwa tidak ada perubahan signifikan dibanding tahun lalu. Harga masih mengikuti kualitas hasil panen di lapangan.

Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Tia

Exit mobile version