REMBANG, Beritajateng.id – Desa Purworejo di Kecamatan Kaliori meraih peringkat ketiga se-Jateng dalam ajang Penilaian Desa Berkinerja Baik dalam Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025.
Dengan perolehan skor 173, Desa Purworejo berada di bawah Desa Kampil, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan yang menempati peringkat kedua dengan skor 179, serta Desa Genggawang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes yang meraih juara pertama dengan skor tertinggi yakni 184.
Keberhasilan Desa Purworejo tidak lepas dari program inovatif bernama Genta Stunting (Gerakan Terpadu Atasi Stunting) yang mengusung pendekatan pentahelix dan memanfaatkan ketahanan pangan lokal desa.
Kepala Dinpermades Kabupaten Rembang, Slamet menjelaskan, program Genta Stunting merupakan bentuk intervensi menyeluruh, termasuk pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi balita dan ibu hamil menggunakan bahan pangan lokal unggulan desa.
Di antara bahan lokal tersebut yang dimanfaatkan untuk mengintervensi stunting yakni terasi udang, ikan asin, ikan kalapan krispi, steak teri, kerang hijau, hingga bandeng presto.
“Dengan pendekatan pentahelix ini, Pemerintah Desa mengambil peran penting dalam menurunkan angka stunting. PMT menggunakan bahan lokal seperti hasil laut dan produk UMKM desa. Ini salah satu kekuatan Desa Purworejo,” ujar Slamet, Selasa, 12 Agustus 2025.
Genta Stunting itu, kata dia, juga didukung anggaran dari Dana Desa yang sesuai dengan amanat pemerintah pusat untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting.
Berdasarkan data dari aplikasi eHDW (e-Human Development Worker), Desa Purworejo menunjukkan progres signifikan dalam penanganan stunting.
Pada 2023, dari 78 anak usia 0–59 bulan terdapat 1% yang mengalami stunting. Namun, pada 2024, angka stunting berhasil ditekan hingga nol kasus dengan 96% anak berstatus gizi normal dan 4% gizi kurang dari total 74 anak.
Konvergensi intervensi penanganan stunting di Desa Purworejo tercatat mencapai 98,99% di tahun 2024 dengan dukungan kuat dari pemerintah desa dan lintas sektor.
Sekretaris Desa Purworejo, Lia Yuliana Pujianto menjelaskan, strategi yang diterapkan mencakup edukasi sejak dini, mulai dari remaja putri hingga ibu hamil.
Selain itu, pihaknya juga memantau kesehatan ibu hamil dan balita secara rutin di posyandu, serta pengolahan menu PMT yang menarik dan sehat.
“Pola pikir masyarakat perlu diubah soal pentingnya gizi seimbang dan hidup sehat. PMT yang diberikan juga dikemas menarik agar disukai anak-anak, misalnya bakso ikan dari lele atau udang hasil budidaya desa,” ungkapnya.
Anggaran untuk program PMT di Desa Purworejo, kata dia, mencapai sekitar Rp 70 juta, yang mencakup sasaran balita, ibu hamil, dan lansia. Pelaksanaan PMT dilakukan bekerja sama dengan puskesmas setempat.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Utia Lil