Semen Gresik Rembang Berhenti Produksi, Bupati Akui Belum Ada Solusi

Bupati Rembang Harno saat diwawancarai mengenai PT Semen Gresik, Jumat (13/6). (Vicky Rio/Beritajateng.id)

REMBANG, Beritajateng.id – Produksi PT Semen Gresik di Kabupaten Rembang resmi dihentikan sementara sejak tanggal 1 Juni 2025. Akibatnya, sebanyak 478 pekerja outsourcing di rumahkan akibat penghentian operasional tersebut. 

Bupati Rembang, Harno, mengungkap bahwa penghentian operasional perusahaan itu lantaran mengalami kerugian akibat polemik dengan pihak Desa Tegaldowo.

“Sebelum tanggal satu itu (1 Juni 2025, red), semen memberi informasi bahwa karena belum ada titik temu dengan desa maka karena posisi rugi, dengan adanya bahan baku tidak masuk maksimal, posisi rugi, akan off,” ujar Harno saat ditemui, Jumat, 13 Juni 2025. 

Mengenai polemik yang masih berlanjut hingga kini, Harno mengungkap bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar kedua belah pihak berdamai.

“Saya sudah memberi solusi, mengundang pihak semen sudah, mengundang pihak desa sudah, semuanya sudah saya laksanakan, selaku itu kewajiban saya,” ujarnya.

Namun, Harno mengungkap hingga kini belum ada solusi terbaik atas hal itu. 

“Saya sebatas melakukan kewajiban saya untuk menjadi penengah mencari solusi yang terbaik. Tapi sampai hari ini, solusi terbaiknya belum ketemu,” ungkap Harno.

Diketahui, masalah antara PT Semen Gresik dan pemerintah desa setempat bermula dari penutupan akses jalan hauling menuju lokasi tambang oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Tegaldowo.

Pemerintah Desa Tegaldowo mengklaim jalan tersebut adalah aset desa yang sah secara hukum, berdasarkan sertifikat dan putusan PTUN.

Namun PT Semen Gresik bersikeras bahwa saat proses perizinan tahun 2017, jalan tersebut masih berstatus milik negara.

Menanggapi kondisi ini, PT Semen Gresik mengeluarkan empat poin pernyataan resmi. Diantaranya yakni penghentian operasi pabrik akibat tidak adanya pasokan batu kapur serta komitmen perusahaan untuk tetap menjalankan prinsip tata kelola yang baik.

Empat poin pernyataan resmi PT Semen Gresik itu diantaranya yakni:

1. Pembatasan akses jalan membuat perusahaan tidak bisa mendapatkan pasokan batu kapur yang dibutuhkan, sehingga operasional pabrik dihentikan sementara.

2. Perusahaan berkomitmen membangun komunikasi terbuka dengan semua pihak dan mengambil langkah mitigasi untuk pekerja, masyarakat, serta lingkungan.

3. PT Semen Gresik terus berupaya mencari solusi terbaik demi keberlanjutan operasi dan manfaat semua pemangku kepentingan.

4. Selama masa penghentian, perusahaan memanfaatkan waktu untuk melakukan perbaikan dan peningkatan internal.

Jurnalis: Vicky Rio
Editor: Utia Lil

Exit mobile version