KUDUS, Beritajateng.id — Program Makan Bergizi (MBG) yang tengah berlangsung di SMA 1 Kudus menuai sorotan dari sejumlah siswa. Program kerja sama antara sekolah dengan SPPG Jepang Pakis ini menuai keluhan terkait kualitas makanan yang disajikan selama enam hari pelaksanaan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sulistiyani, menyebutkan bahwa program ini melibatkan 823 siswa dari kelas 10 dan 11, yang tersebar di 23 kelas.
Setiap harinya, makanan dikirim dalam dua gelombang, yakni pukul 10.00 dan sekitar pukul 12.00. Namun, sejak hari pertama, sejumlah siswa mengeluhkan kualitas makanan yang diterima.
“Di hari pertama, nasinya keras seperti setengah matang. Hari-hari berikutnya ada keluhan ayam bau, bahkan sayur kacang ditemukan ulat,” ungkap Sulistiyani pada Selasa, 22 April 2025.
Selain itu, beberapa siswa mengeluhkan makanan yang terkesan diulang, seperti tumis kacang yang sering muncul.
Ada pula laporan bahwa sekitar 50-an kotak makanan tidak dimakan karena tercium bau basi, khususnya pada hari ke-5.
Beberapa kotak makanan bahkan hanya dibuka lalu ditinggalkan karena tempe orek dan ayam yang disajikan dianggap tidak layak konsumsi.
Meskipun demikian, Sulistiyani mengakui kurangnya kontrol sekolah dalam pelaksanaan.
“Kami memang belum maksimal dalam pengawasan. Ke depan, kami akan evaluasi bersama penyedia agar kualitas makanan lebih terjaga,” jelasnya.
Salah satu siswa, Clarita Angellee dari kelas X E7, menyampaikan pengalamannya selama enam hari mengikuti program tersebut.
“Hari pertama nasi keras, lunchbox-nya juga berminyak dan kurang bersih. Tapi hari ini sih aman, tadi oseng tahu sama telur,” ujarnya.
Ia juga berharap agar ke depan variasi makanan bisa lebih beragam dan wadah makanan lebih higienis.(Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Beritajateng.id)