KENDAL, Beritajateng.id – Banjir rob sudah kerap melanda warga pesisir pantai utara di Kabupaten Kendal, diantaranya Kelurahan Karangsari dan Bandengan. Bahkan banjir rob sejak 10 tahun terakhir ini menjadi bencana tahunan yang dirasakan warga.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari mengatakan, penanganan banjir rob ini diakui cukup sulit lantaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Karena memang untuk penanganan rob ini kan biayanya luar biasa banyak sekali. Triliunan, yang penanganan rob di Demak saja butuh biaya Rp 10,7 triliun, sedangkan APBD Kendal sendiri cuma Rp 2,6 Triliun,” ungkapnya.
Namun dirinya sudah berupaya berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi agar dapat mengusulkan pembangunan tanggul laut.
“Kami berharap karena ada Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam bentuk tanggul laut. Kemarin kita sudah meminta bantuan Pak Gubernur untuk memperjuangkan Kabupaten Kendal juga, semoga saja tahun depan bisa,” harap Bupati Tika.
Disisi lain, meski banjir rob sudah menjadi langganan, salah seorang Kelurahan Karangsari Warsiti mengatakan dirinya enggan pindah rumah ke kawasan lain karena sudah sejak kecil tinggal di Karangsari dan menggantungkan hidupnya dari hasil laut.
“Saya sudah sejak kecil hidup di sini, tapi untuk rob mulai 10 tahunan belakang,” katanya ditemui di kediamannya.
Menurut Warsiti, rob besar mulai melanda sejak tahun kemarin. Rob ini menjadi peristiwa paling parah yang pernah ia alami.
Bahkan, terkadang ia dan keluarganya terpaksa tidur di dalam kapal yang bersandar persis di depan rumahnya.
“Paling parah tahun ini, halaman rumah saya sampai tidak terlihat. Padahal sudah ditinggikan 1 meter. Ini kalau malam saya tidurnya di dalam kapal depan ini, karena sore air sudah sangat tinggi.” terangnya.
Ia pun berharap Pemerintah Kabupaten Kendal bisa bergerak cepat untuk mengatasi rob agar tidak semakin parah di tahun-tahun mendatang.
Ia berharap pemerintah dapat menyelesaikan persoalan rob yang selalu melanda pemukimannya.
Jurnalis: Arvian Maulana
Editor: Sekar S