BLORA, Beritajateng.id – Kebakaran yang melanda sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo akhirnya padam. Meski begitu Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Kesehatan Daerah tetap menyiagakan tim medis di lokasi kebakaran.
Kepala Dinkesda Blora, Edi Widayat mengatakan tim medis diturunkan sejak hari pertama kejadian. Hal ini untuk memastikan kondisi kesehatan warga yang terdampak sekaligus memberikan pelayanan darurat bagi para korban.
“Kita tarik tim medis kalau kondisi wilayah sudah dinyatakan aman dan para warga sudah dapat beraktivitas kembali,” ujar Edi, Minggu, 24 Agustus 2025.
Menurutnya, fokus utama tim medis adalah menangani korban luka bakar, memastikan kebutuhan obat-obatan terpenuhi, serta melakukan pemantauan kesehatan bagi pengungsi.
“Tanaga medis itu siaga 24 jam. Jadi kita bagi 3 shift, per satu shift kita siagakan 3 tenaga medis di lokasi,” ujarnya.
Tim medis itu, kata dia, disiagakan di posko pengungsian yang berjarak sekitar satu kilometer dari titik kebakaran. Mobil ambulans dan tenda darurat juga dipasang untuk memberikan pelayanan cepat apabila terjadi keadaan gawat darurat.
“Harapannya, warga mengalami sesak napas akibat paparan asap langsung kami tangani di tenda darurat,” sambungnya.
Selain pelayanan medis, kata dia, petugas kesehatan juga melakukan pemeriksaan rutin terhadap warga yang masih bertahan di pengungsian.
Pemeriksaan meliputi tekanan darah, suhu tubuh, hingga kondisi psikis warga yang mengalami trauma. Pihaknya turut menyalurkan vitamin, obat pereda batuk, serta masker untuk mencegah gangguan pernapasan akibat sisa asap kebakaran.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan BPBD, TNI-Polri, Pertamina, dan relawan dalam penanganan darurat. Ia berharap upaya ini dapat mempercepat pemulihan kondisi warga terdampak.
“Kami mengimbau masyarakat tidak kembali dulu ke rumah masing-masing sebelum situasi benar-benar dinyatakan aman. Keselamatan warga adalah prioritas utama,” tegas Kepala Dinkesda.
Hingga saat ini, sebagian warga masih bertahan di posko pengungsian. Sementara itu, tim medis terus melakukan pemantauan agar tidak ada warga yang luput dari pelayanan kesehatan.
Salah seorang warga terdampak, Sri, mengaku lega dengan keberadaan tenaga medis di posko.
“Sejak kebakaran itu, kami takut pulang karena asap masih terasa. Di sini kami diperiksa rutin, anak-anak juga dikasih vitamin. Setidaknya kami merasa lebih tenang,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Suparno (52), warga lain yang ikut mengungsi. Ia mengatakan sebagian warga sempat mengalami batuk-batuk setelah beberapa hari terpapar asap.
“Syukurlah ada dokter dan perawat yang siap membantu. Kalau tidak, mungkin banyak yang jatuh sakit,” katanya.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil