JEPARA, Beritajateng.id – Kasus dugaan keracunan massal makanan dari program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Jepara masih dalam tahap penyelidikan.
Diketahui, dugaan kasus keracunan massal tersebut menimpa beberapa pelajar di Jepara pada Selasa, 23 September 2025. Sebanyak 35 pelajar yang dilaporkan merasa mual dan muntah usai mengkonsumsi MBG dari sekolah.
Mereka mayoritas berasal dari SD Negeri 1 Banjaran dan tiga lainnya dari satu siswa TK Melati Banjaran, satu siswa KB Darul Karomah Srikandang, dan satu siswa dari MI Matholiul Huda Srikandang.
Wakil Bupati M. Ibnu Hajar, sekaligus Ketua Satgas Percepatan Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Jepara, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu hasil yang telah dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jepara.
“Masih dugaan kemarin sudah dilaporkan dan diperiksa apakah benar karena MBG atau tidak, kemungkinan hasilnya segera keluar. Untuk sampelnya adalah susu frisian flag, kedelai rebus, oseng-oseng jagung, buncis, wortel, ayam goreng, nasi dan melon,” katanya, Senin, 29 September 2025.
Sambil menunggu hasil lab keluar, wabup yang akrab disapa Gus Hajar itu meminta setiap sekolah penerima untuk memberitahu muridnya agar tidak membawa pulang menu makanan MBG.
“Kami juga mengingatkan ke sekolah agar MBG ini tidak boleh dibawa pulang, karena takutnya saat dibawa pulang kondisi makanan menjadi basi dan itu bisa berbahaya jika dikonsumsi. Makanan ini maksimal dikonsumsi empat jam setelah disajikan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, siswa TK dan MI yang merasa mual tersebut membawa pulang makanannya dan dikonsumsi di rumah.
“Ada 35 siswa yang mual muntah, tapi yang mau dibawa ke Puskesmas ada lima siswa. Alhamdulillah saat ini kondisinya membaik. Kemarin sempat dilarikan ke Puskesmas juga hanya menjalani rawat jalan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Hajar juga meminta seluruh stakeholder melakukan monitoring secara berkala ke SPPG di wilayah masing-masing.
“Monitoring rutin seminggu sekali harus dilakukan, untuk memastikan kualitas makanan dan cara penyajian yang tepat agar tetap layak saat sampai ke siswa,” terangnya.
Di sisi lain, Kepala Puskesmas Bangsri 1, Nur Da’im mengatakan, pihaknya mendapati ada beberapa siswa SDN 1 Banjaran yang harus mendapatkan pemeriksaan pada Selasa, 23 September 2025 lalu,
“Datang ke Puskesmas yang diberikan perawatan cuma lima. Siang empat anak, tambah satu anak malam harinya,” katanya.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia