JEPARA, Beritajateng.id – Dalam upaya mengatasi angka pengangguran yang masih tinggi di wilayah Kabupaten Jepara, Bupati Witiarso Utomo mengumumkan targetnya untuk menyerap 20.000 angkatan kerja setiap tahun. Pernyataan ini disampaikan saat audiensi dengan Aliansi Serikat Buruh Jepara yang berlangsung di Pringgitan Pendopo R.A. Kartini Jepara pada Senin sore, 14 April 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Jepara menegaskan bahwa pihaknya akan membimbing warganya supaya bisa bekerja. Sehingga mereka bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat serta menekan angka pengangguran di Jepara.
“Kami targetkan 20.000 angkatan kerja per tahun, serta mampu menciptakan 100.000 lapangan kerja dalam lima tahun ke depan,” kata Mas Wiwit sapaan akrabnya.
Mas Wiwit menegaskan penolakan terhadap segala bentuk pendekatan anarkis dalam memperjuangkan hak-hak buruh. Ia menekankan pentingnya komunikasi antara pemerintah, buruh, dan pengusaha untuk mencapai kesepakatan yang adil terkait upah dan perekrutan.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada jalur-jalur anarkis di Jepara. Pemerintah akan selalu membuka ruang komunikasi untuk mendengarkan aspirasi kedua belah pihak,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa hubungan antara pengusaha dan pekerja merupakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Tanpa pekerja, industri tidak akan berjalan. Sementara tanpa industri, lapangan kerja akan hilang.
“Kami hadir untuk menjaga stabilitas. Kami ingin kesepakatan upah yang adil dan memuaskan bagi kedua pihak,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Mas Wiwit juga menyoroti masalah rekrutmen tenaga kerja di perusahaan-perusahaan di Jepara. Pasalnya, pihaknya menerima banyak keluhan dari warga lokal yang tidak diterima bekerja di sejumlah perusahaan.
“Kami akan menelusuri lebih dalam permasalahan ini, karena faktor kurangnya kemampuan atau skill pekerja, atau sistem perekrutan yang belum berpihak pada warga lokal,” imbuhnya.
Sebagai langkah konkrit, dalam waktu dekat Mas Wiwit berencana mengunjungi beberapa perusahaan untuk memastikan bahwa target penyerapan tenaga kerja tercapai. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan sektor pendidikan agar kurikulum dan pelatihan vokasi lebih relevan dengan kebutuhan industri.
“Jika Jepara dinilai kurang kompeten, kami akan melakukan intervensi dari hulu, yakni dari sekolah. Kami ingin lulusan lokal menjadi prioritas di dunia kerja,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Pelaksana Harian (PLH) Sekretaris Daerah Jepara, Ary Bachtiar, Asisten II Sekda Jepara Hery Yulianto, serta Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Kabupaten Jepara, Samiadji. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Beritajateng.id)