SALATIGA, Beritajateng.id – Para sopir truk di Salatiga melakukan aksi protes diam dengan tidak memasang bendera merah putih di bulan kemerdekaan ini. Padahal pemerintah pusat telah mengimbau kepada masyarakat untuk menyemarakkan kemerdekaan dengan memasang bendera di rumah-rumah, kendaraan, tempat umum, dan lainnya.
Dari pantauan di kawasan exit tol dan jalan lingkar selatan (JLS) Salatiga, Senin, 4 Agustus 2025, truk-truk yang melintas belum memasang bendera merah putih. Hal itu dilakukan para sopir sebagai respon terhadap kebijakan Over Dimension Over Load (ODOL) yang mereka anggap menyudutkan.
“Kita tetap cinta negara ini, tapi kita juga manusia. Ini cara kami menyampaikan suara. Bendera bisa dikibarkan siapa saja, tapi memperjuangkan keadilan itu juga bagian dari cinta Tanah Air,” kata salah seorang sopir truk, Yanto saat ditemui di JLS.
Menurut Yanto dan sopir lainnya, aturan ODOL membuat mereka was-was. Mereka bahkan merasa kriminalisasi terhadap profesi sopir semakin nyata. Padahal, mereka hanya berusaha mencari nafkah.
“Kalau salah dimensi atau muatan, langsung dianggap melanggar hukum. Kita bukan penjahat. Kita kerja buat keluarga,” tambahnya.
Sopir truk lainnya, Wawan mengatakan bahwa aksi tidak memasang bendera merah putih bukan karena anti-nasionalisme. Sebaliknya, menurutnya hal itu bentuk nasionalisme yang sadar dan kritis terhadap ketidakadilan.
“Yang kami lawan bukan negaranya, tapi kebijakan yang tidak adil. Pemerintah harusnya hadir melindungi, bukan menakuti,” ujarnya.
Ia mengatakan, protes diam ini menunjukkan bahwa nasionalisme bukan sekadar simbol, tetapi juga soal keberpihakan dan keadilan. Para sopir berharap, suara mereka didengar dan kebijakan ODOL bisa ditinjau ulang dengan melibatkan pelaku lapangan.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil