GROBOGAN, Beritajateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan berupaya memenuhi kebutuhan air. Sejauh ini tercatat 29 desa dari empat kecamatan di Kabupaten Grobogan telah dilanda kekeringan. Hal itu, diungkapkan oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih, Senin, 29 Juli 2024.
Empat kecamatan itu adalah Kecamatan Gabus, Pulokulon, Wirosari dan Kradenan. “Kecamatan Gabus dan Wirosari terlapor satu desa, Kecamatan Pulokulon 13 desa, dan Kecamatan Kradenan 14 desa,” ujarnya.
Untuk itu, BPBD Grobogan tak hanya melakukan upaya dengan droping air bersih untuk membantu warga. Namun BPBD juga akan membangun sumur bor di dua desa rawan kekeringan yaitu Desa Karangrejo dan Rejosari di Kecamatan Grobogan.
Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Grobogan Soewignyo mengatakan, anggaran yang digunakan untuk membuat sumur bor yaitu dari Dana Siap Pakai (DSP) dari BNPB dengan total Rp 120 juta untuk dua desa tersebut.
“Jumlah anggaran masing-masing desa menyesuaikan kondisi. Karena ada yang jaraknya jauh dari sumber mata air,” jelasnya.
Menurut Soewignyo kegiatan tersebut merupakan mitigasi mencari sumber mata air baru di desa. “Kedua desa tersebut masih masuk dalam cekungan air tanah (CAT), tapi memang sudah mepet garis CAT dan tidak. Ini selanjutnya kami kembali melakukan survei lokasi untuk mencari sumber mata air,” ungkapnya.
Maka kedua desa tersebut dipilih dalam pembangunan sumur bor lantaran diperkirakan terdapat sumber mata air. “Karena diperkirakan ada sumber air, dari keterangan warga dahulu pernah ada pengeboran dari PT Pertamina di titik tersebut ada,” katanya.
Selama ini setiap memasuki musim kemarau, kedua desa tersebut selalu kekurangan air bersih. Bahkan sudah sebulan ini warga setempat membeli air dan meminta bantuan droping air bersih.
“Selama ini sumber air kurang atau jauh. Ada sumur air dangkal tapi kalau kemarau kering. Mereka sudah mulai beli air sejak satu bulan ini,” imbuhnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)