KUDUS, Beritajateng.id – Penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjungrejo oleh warga selama empat hari terakhir membuat Kabupaten Kudus berada dalam kondisi darurat sampah.
Akibat penutupan TPA Tanjungrejo, beberapa titik di wilayah Kudus penuh dengan sampah seperti di permukiman, pasar, kawasan perkotaan, bahkan di sebagian badan jalan.
Di tempat pembuangan sementara (TPS) Desa Rendeng, Kecamatan Kota, tumpukan sampah yang menggunung menjadi pemandangan mencolok.
Sampah rumah tangga yang terus berdatangan kini menutupi sebagian badan jalan, hingga dinilai membahayakan pengguna jalan yang melintas.
Salah satu contohnya yakni tempat pembuangan di Jalan Mayor Kusumo yang bahkan dipagari dengan pembatas bambu akibat banyaknya sampah yang tidak terkendali. Kondisi serupa terjadi di sejumlah pasar tradisional di Kudus, termasuk Pasar Bitingan. Bau tak sedap mulai mengganggu aktivitas warga dan pedagang.
Joko Santoso, petugas TPA Pasar Bitingan, mengungkap bahwa sampah sudah tidak diangkut sejak empat hari lalu.
“Kurang lebih empat hari ini nggak diambil. Saya sudah konfirmasi ke sopir angkut, katanya belum ada kesepakatan dari pihak TPA,” ujar Joko, Senin, 20 Januari 2025.
Di tengah situasi ini, petugas kebersihan terpaksa berjaga siang dan malam untuk mengantisipasi membludaknya sampah. Namun, upaya tersebut belum cukup untuk mengatasi masalah sampah yang semakin parah.
Bunjari, salah seorang petugas angkut sampah, mengaku hanya bisa menunggu arahan dari kantor terkait.
“Kondisinya parah. Kami hanya bisa berjaga agar tidak makin menumpuk, tapi belum tahu sampai kapan seperti ini,” keluhnya.
Sementara itu, salah satu warga Desa Rendeng, Jumadi, mengatakan bahwa tumpukan sampah di pemukimannya sudah tidak terkendali karena tidak ada pengangkutan rutin. Ia mengaku, hal tersebut membuat warga bingung.
“Warga berharap pemerintah segera turun tangan agar situasi ini tidak makin parah,” ujarnya.
Diketahui, penutupan TPA Tanjungrejo bermula dari aksi protes ratusan warga yang menyegel lokasi pada Kamis, 16 Januari 2025 lalu. Protes tersebut buntut dari pengelolaan sampah yang dinilai buruk hingga mencemari lingkungan dan berdampak pada kesehatan warga sekitar.
Selain itu, lonjakan sampah pasca perayaan Natal dan Tahun Baru turut memperburuk kondisi TPA Tanjungrejo hingga menutupi sebagian bangunan.
Masyarakat mendesak pemerintah segera menemukan solusi konkret untuk menyelesaikan permasalahan ini sebelum darurat sampah di Kudus semakin meluas. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Beritajateng.id)