KAB.SEMARANG, Beritajateng.id – Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Semarang Puguh Wijoyo Pakuwojo mengungkap bahwa angka Orang dengan HIV/AIDS (Odha) masih berjumlah ribuan orang.
Hal itu ia sampaikan ketika menghadiri acara peringatan Hari AIDS Sedunia yang diselenggarakan oleh Forum Pencegahan dan Pengendalian (P2) HIV Perusahaan se-Kabupaten Semarang di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang pada Sabtu, 30 November 2024.
“Jumlahnya 1.295 kasus pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Semarang sampai dengan kuartal ketiga di tahun 2024 ini. Dimana dalam rentan kurun waktu bulan Januari sampai Agustus 2024, ini ada ditemukan 79 kasus baru Odha di Kabupaten Semarang,” kata Puguh.
Puguh menambahkan bahwa 79 kasus baru tersebut, sebanyak 41 Odha diantaranya merupakan seseorang yang bekerja sebagai karyawan swasta.
“Dari angka 79 Odha itu, 41 diantaranya adalah karyawan swasta, sembilan diantaranya merupakan ibu rumah tangga, kemudian sembilan Odha lagi adalah berasal dari buruh, enam Odha dari Wanita Pekerja Seks (WPS), empat orang wiraswasta, tiga Odha adalah petani,” bebernya.
Tak hanya itu, Puguh mengungkap bahwa AIDS tersebut turut menjangkit orang-orang yang tidak bekerja, guru, pelajar, sopir, hingga tukang ojek.
“Melihat dari berbagai latar belakang Odha baru di Kabupaten Semarang ini, kami terus berupaya menjalin kerjasama dengan pihak-pihak puskesmas dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus pada persoalan HIV/AIDS di Kabupaten Semarang untuk menjaring potensi pengidap baru,” sambung dia.
Pada kesempatan itu, Puguh menekankan bahwa perusahaan-perusahaan di Kabupaten Semarang turut membantu pencegahan kasus tersebut agar tidak meninggi.
“Sudah ada tiga perusahaan yang aktif melakukan pencegahan penyebaran HIV/AIDS ini, yaitu diantaranya PT Ungaran Sari Garmen, PT AIC, dan PT Sumbiri. Dan ketiganya meraih penghargaan karena aktif melakukan upaya pencegahan itu. Harapannya bisa diikuti perusahaan-perusahaan yang lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat mengaku bahwa pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Semarang untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran angka HIV/AIDS.
Sebab, menurut Syaiful terdapat Odha yang memilih untuk tidak jujur mengenai penyakit yang menjangkitnya. Bahkan, mereka tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Hal itu berpotensi pada penyebaran virus ke orang lain.
“Karena kasus HIV/AIDS ini sama seperti gunung es, dimana setiap kali ditemukan seorang pengidap HIV/AIDS, ini hampir dipastikan sudah ada ratusan orang lain yang sudah tertular HIV/AIDS ini. Maka ini juga penting meningkatkan kesadaran dari pengidapnya sendiri untuk berani jujur supaya tidak menularkan ke orang lain,” tegas Syaiful.
Syaiful mengungkap, beberapa wilayah yang di Kabupaten Semarang memiliki potensi besar terhadap penularan AIDS.
“Diantaranya ada di Kecamatan Bandungan, Bergas, dan Kecamatan Bawen,” pungkas Syaiful. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Beritajateng.id)