KENDAL, Beritajateng.id – Usai mangkrak selama kurang lebih dua tahun, Pelabuhan Kendal bakal kembali beroperasi pada Juli 2025. Kapal pertama yang akan berlayar yakni KMP Shalem dengan rute penyeberangan Kendal – Kumai.
“Rencananya Juli KMP Shalem sudah sampai di Pelabuhan Kendal, karena kapal KMP Shalem sudah ready kalau misalnya kolamnya sudah siap KMP Shalem langsung masuk,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kendal, Mohammad Eko.
Eko menjelaskan, pelabuhan itu sebelumnya mangkrak lantaran mengalami pendangkalan. Hal itu membuat KMP Kalibodri pindah ke pelabuhan baru dan tidak ada lagi aktivitas di Pelabuhan Kendal.
“Selepas KMP Kalibodri pindah ke Kupang, kami bersurat ke Kementerian Perhubungan agar ada kapal pengganti. Dan di Januari kemarin kita dapat pengganti yaitu KMP Shalem,” tuturnya.
Wakil Bupati Benny Karnadi membenarkan bahwa pelabuhan itu mengalami pendangkalan sehingga kapal tidak bisa bersandar.
“Betul ada pendangkalan yang sangat luar biasa sehingga kapal tidak bisa mendarat,” terang Wabup Benny
Setelah melalui proses panjang di Kementerian Perhubungan dan pihak terkait, Pemerintah Kabupaten Kendal akhirnya kapal penyeberangan Kendal – Kumai akan kembali beroperasi di Pelabuhan Kendal.
Saat ini, kata dia, proses penyapuan lumpur maupun pasir dari dasar kolam pelabuhan telah dilakukan. Tujuannya untuk menjaga kedalaman kolam agar kapal dapat beroperasi dengan aman.
“InsyaAllah bulan ini sudah selesai penyapuan lumpurnya, sehingga kita berharap bulan Juli Kapal Shalem sudah dapat beroperasi, yang penting kapal bisa merapat dan tidak kandas,” ujar Wabup Benny.
Ia mengungkap, penyapuan dengan menurunkan dua alat berat itu dibiayai oleh pihak swasta.
“Semuanya dari swasta, kita bekerjasama dengan swasta. Kita tidak mengeluarkan biaya untuk penyapuan,” ungkapnya.
KMP Kalibodri Tak Beroperasi Lebih dari 3 Bulan, Pelabuhan Kendal Terpaksa Mangkrak
Benny menambahkan, kembalinya operasional kapal penyeberangan Kendal – Kumai ini menjadi salah satu program 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Kendal.
“Kita berharap peninggalan pelabuhan ini bisa kita teruskan. Salah satu program 100 hari kami InsyaAllah sudah terealisasi, tinggal program-program yang lain,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini ada dua alat berat yang sedang melakukan penyapuan dasar kolam pelabuhan yang menjadi area untuk kegiatan kapal bersandar, olah gerak, bongkar muat, dan lain sebagainya.
Jurnalis: *Arvian Maulana
Editor: Utia Lil