PEKALONGAN, Beritajateng.id – Ribuan pedagang di Pasar Banjarsari, Kota Pekalongan, menerima kunci lapak baru, Selasa, 29 Juli 2025. Penyerahan kunci mulai dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop-UKM) Pekalongan usai dilakukan pengundian secara bertahap.
Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan Supriono menjelaskan, pengundian telah dilakukan pada 21-24, dan 28 Juli 2025 untuk pedagang yang telah terdaftar dan melunasi tunggakan retribusi.
“Mulai hari ini, pedagang yang dapat undian tanggal 21 sudah diminta datang ke lokasi untuk melihat posisi lapaknya. Ini agar mereka bisa mempersiapkan diri sebelum pasar mulai beroperasi,” ujarnya.
Dari total 2.845 lapak yang disediakan, sebanyak 2.779 pedagang telah memenuhi syarat dan mengikuti pengundian.
“Masih ada 66 pedagang yang belum lunas, jadi belum diundi. Namun lapaknya tetap kami simpan, tidak diberikan ke pihak lain,” tegasnya.
Ia mengatakan, penyerahan kunci akan berlangsung hingga 5 Agustus 2025 dan dibagi dalam beberapa sesi untuk menghindari antrean dan penumpukan pedagang. Proses ini dimulai setiap hari pada jam kerja pukul 08.00 WIB.
Meski kunci sudah dibagikan, Supriono menegaskan agar para pedagang tidak melakukan pembangunan mandiri terlebih dahulu, terutama untuk los di lantai 1.
“Kami akan memberikan arahan terkait bentuk, bahan bangunan, hingga estimasi biayanya. Jika pedagang tidak bisa membayar tunai, akan ada skema pembiayaan dari lembaga keuangan,” jelasnya.
Salah satu lembaga yang siap dilibatkan untuk pembiayaan itu, kata dia, adalah koperasi yang belum memiliki banyak nasabah di wilayah tersebut.
Adapun terkait sarana dan prasarana Pasar Banjarsari, menurutnya sudah hampir sepenuhnya siap digunakan.
“Hanya tinggal jembatan penghubung antar blok, terutama di lantai 2 yang sedang dalam tahap penyelesaian,” ujarnya.
Selain itu, ia mengungkap Pemkot Pekalongan menargetkan pengelolaan sampah di Pasar Banjarsari berbasis TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sampah dari pasar itu akan langsung diangkut menggunakan truk menuju lokasi pengolahan.
Apabila TPA sudah tidak mampu menampung, maka akan dialihkan ke Pasar Kuripan yang sedang disiapkan sebagai pusat pengolahan.
“Lahannya sudah tersedia, tinggal pengadaan mesin dan konstruksi lainnya. Ini juga bagian dari usulan kami di Dindagkop. Kapasitasnya disesuaikan dengan beban harian, yaitu sekitar 7,5 ton per hari,” paparnya.
Untuk peresmian Pasar Banjarsari, pihaknya belum mengajukan ke Kementerian PUPR.
“Kalau pembagian unit sudah tuntas dan situasi siap, baru kami ajukan untuk bisa diresmikan oleh Kementerian,” imbuhnya.
Sementara itu, Susi, salah satu pedagang Pasar Banjarsari mengaku belum langsung menempati lapak barunya.
“Belum bersih-bersih, masih lihat situasi dulu. Mau lihat sudah ramai apa belum,” ujarnya.
Meski senang dengan kondisi pasar yang baru, Susi mengaku lokasi lapaknya kurang strategis.
“Paling atas, paling pojok. Tapi ya sudah, terima saja,” ujarnya..
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Utia Lil