SALATIGA, Beritajateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga terus mendorong pertumbuhan investasi di berbagai sektor. Rencana pembangunan exit tol di kawasan Jalan Patimura menjadi peluang strategis yang diyakini akan mempercepat geliat sektor perdagangan dan pariwisata.
Hal itu disampaikan Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan dalam pemaparan program kerja dan arah pembangunan daerah ke depan saat menerima audiensi tim Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 2 Semarang di ruang kerjanya, Selasa, 3 Juni 2025.
Robby menegaskan bahwa kehadiran exit tol tersebut akan membuka akses yang lebih luas bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kota yang dikenal sebagai kota toleran ini.
“Exit tol Patimura akan menjadi daya ungkit utama pertumbuhan ekonomi Salatiga. Aksesibilitas yang meningkat akan memperkuat sektor perdagangan dan mendukung pengembangan destinasi wisata,” ujarnya.
Robby juga mengungkapkan bahwa Pemkot tengah memfokuskan sejumlah program untuk memperkuat ekosistem investasi. Salah satunya melalui revitalisasi kawasan Jalan Jenderal Sudirman yang menjadi salah satu titik sentral aktivitas ekonomi masyarakat.
“Selain revitalisasi, kami juga melanjutkan pembangunan Taman Wisata Religi (TWR) yang ditargetkan selesai pada 2026. TWR tidak hanya akan menjadi destinasi wisata baru, tapi juga ikon kota yang mendukung branding Salatiga sebagai kota toleran dan ramah investor,” paparnya.
Di sektor kesehatan, Robby membuka peluang investasi dalam bentuk rumah sakit bertema, khususnya rumah sakit lansia. Ia menyebut bahwa kebutuhan layanan kesehatan untuk kelompok lanjut usia semakin meningkat dan belum banyak dilirik investor.
“Ini peluang besar. Rumah sakit lansia tidak hanya untuk pengobatan, tapi juga sebagai tempat perawatan dan aktivitas yang ramah lansia. Kami ingin lansia tetap bahagia dan produktif,” ucapnya.
Dari sisi fiskal, Kepala BPKPD Kota Salatiga, Adhi Isnanto, menegaskan bahwa kondisi keuangan daerah cukup sehat dan mendukung stabilitas iklim investasi. Ia menyebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Salatiga sudah menyumbang lebih dari 30 persen terhadap belanja daerah.
“Kalau dibandingkan dengan kota/kabupaten lain, Salatiga termasuk peringkat atas yang punya kemandirian fiskal tinggi. Ini menjadi modal penting bagi kepastian investasi,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa dana insentif fiskal yang diterima daerah telah diarahkan untuk menyelesaikan isu-isu strategis seperti inflasi, stunting, hingga pengentasan kemiskinan. Namun, ia menyoroti pentingnya percepatan proses rekomendasi agar serapan anggaran bisa lebih optimal.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Sekar S