DEMAK, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak optimis angka pengangguran bisa terus menurun. Hal ini melihat tren positif yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data BPS, angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Demak menunjukkan tren positif. Pada 2020, TPT berada di angka 7,31 persen, 2021 di angka 5,28 persen, 2022 di angka 6,11 persen, 2023 di angka 5,38 persen dan pada 2024 di angka 4,75 persen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Dinakerind) Demak, Agus Kriyanto menyampaikan bahwa tren pengangguran di Demak menunjukkan arah positif seiring dengan berbagai program yang terus digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Demak.
“Untuk data semester I tahun 2025 ini dari BPS Demak belum keluar. Tapi kalau kita lihat data Jawa Tengah saat ini berada di angka 4,33 persen, dan itu sudah di bawah rata-rata nasional yakni 4,76 persen. Harapannya, Demak bisa turun lagi,” jelas Agus, Selasa, 14 Oktober 2025.
Dengan melihat data yang menunjukkan tren positif, ia optimistis angka pengangguran di Demak bisa terus ditekan.
“InsyaAllah akan turun lagi. Kita punya beberapa program yang kami intervensikan agar warga bisa terserap di sektor industri yang cukup kuat menopang perekonomian Demak,” tambahnya.
Selain itu berdasarkan data BPS, Agus menyebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Demak tercatat sebesar 31,6 persen dengan ditopang oleh sektor industri. Hal ini menjadi peluang besar untuk menekan angka pengangguran jika dimanfaatkan secara optimal.
“Potensi industri di Demak sangat besar. Harapan kami, ini bisa berpengaruh signifikan terhadap mengurangi angka pengangguran,” kata Agus.
Sebagai langkah konkret, pihaknya juga memiliki berbagai program pelatihan seperti Balai Latihan Kerja (BLK) maupun pelatihan secara langsung yang menyasar ke desa-desa, terutama di wilayah yang tingkat penganggurannya tinggi.
Kemudian, Dinakerind juga menggandeng sejumlah Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal. Menurut Agus, apabila warga tidak terserap di industri, mereka tetap bisa diarahkan menjadi wirausaha yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
“Kita juga bekerjasama dengan LPKS yang tersebar di beberapa wilayah. Kami memberikan program, dan LPKS bisa mengadakan pelatihan. Ini untuk mendorong wirausaha baru yang nantinya bisa merekrut masyarakat sekitar,” jelasnya.
Selain itu, Dinakerind Demak juga telah menggelar Job Fair yang diikuti oleh sebanyak 30 perusahaan dengan total 1.811 lowongan kerja yang ditawarkan.
“Saat ini masih kami inventarisasi, berapa tenaga kerja lokal yang bisa terserap dari lowongan tersebut,” ungkap Agus.
Jurnalis: *Red
Editor: Tia