JEPARA, Beritajateng.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Pratikno, mengajak pemerintah dan seluruh elemen masyarakat agar terus mewaspadai dampak fenomena El Nino khususnya di sektor pertanian dan pangan.
Pratikno mengatakan, dampak fenomena El Nino di antaranya berupa kenaikan suhu permukaan air laut, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan. Kondisi tersebut melanda beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Jepara. Fenomena El Nino juga berdampak pada sektor pertanian karena kekeringan sehingga membuat gagal panen.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemkab Jepara harus sigap menyiapkan langkah antisipasi, untuk menjamin ketersediaan stok pangan bagi masyarakat agar tidak terjadi inflasi,” kaata Pratikno dalam acara dialog Tamansari Menyapa pada Sabtu, 14 Oktober 2023.
Menurut Pratikno, kekeringan akibat El Nino dapat mengganggu masa tanam dan panen yang secara otomatis bisa mengancam ketersediaan stok pangan, sehingga perlu segera dicegah dengan koordinasi yang kuat antar stakeholder terkait. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjaga ketersediaan cadangan pangan baik melalui Bulog, BUMD dan para petani sehingga tidak terjadi kenaikan harga dan ketidakstabilan pasar yang menyebabkan inflasi.
“Badan Pangan Nasional juga dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah selalu mengingatkan, untuk daerah agar memanfaatkan dana dekonsentrasi yang khusus untuk melakukan intervensi fisik pada masyarakat misalnya dengan melakukan operasi pasar,” terangnya.
Bila dampak El Nino tidak diantisipasi, lanjut Pratikno, bisa dipastikan menyebabkan inflasi tinggi yang dan berdampak luas ke sektor ekonomi lainnya, utamanya sektor riil, sehingga perlu disusun strategi untuk menghadapinya.
Dia menyebutkan, ada lima langkah konkret yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara untuk mencegah inflasi pangan dan menjaga kestabilan stok pangan. Di antaranya dengan melaksanakan operasi pasar murah, sidak pasar dan distributor, kerja sama dengan antardaerah, gerakan menanam, merealisasikan biaya tidak terduga dan dukungan transportasi dari APBD.
“Selain itu, antisipasi pendistribusian air bersih bagi wilayah-wilayah di kabupaten Jepara juga harus di perhatikan karena sangat dibutuhkan warga yang daerahnya mengalami kekeringan,” sambungnya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat Jepara untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan lebih sering mengkonsumsi air putih dan mengurangi aktifitas di bawah terik sinar matarahi secara langsung.
Merujuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak fenomena El Nino di Indonesia akan terjadi pada Agustus hingga September 2023 dan diprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering daripada kemarau tiga tahun sebelumnya.
“Kami berpesan agar masyarakat menjaga kesehatan dan tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran seperti membakar sembarangan, membakar lahan pertanian yang kering, dan membuang puntung rokok sembarangan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)